Tak hanya kedelai, komoditas lada yang pernah menjadi rebutan di era penjajahan juga sudah mulai mengkhawatirkan. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertanian (Kementan) Agus Wahyudi mengungkapkan produksi lada nasional kini sudah semakin mendekati kebutuhan masyarakat lokal dan dunia.
Pada tahun ini, pemerintah menargetkan produksi lada sebanyak 82 ribu ton. Jumlah tersebut sedikit lebih tinggi dari volume ekspor lada pada tahun ini yang sudah mendekati 62 ribu ton. "Akhir-akhir ini ada kehawatiran ekspor 62 ribu ton, produksi 82 ribu ton," kata Agus di kantor Perwakilan Internasional Pepper Community (IPC) Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Mengantisipasi hal tersebut, Kementan mengaku terus melakukan pembenahan produksi tanaman dengan cara pengelompokan tanaman. Dua daerah yang menjadi fokus pengembangan komoditas rempah tersebut adalah Lampung dan Bangka.
"Progam kita bebenah memalui cluster. Bagi tanaman kurang perawatan kita intensifkan, kita beri pupuk obat-obatan, kita pertahankan area yang ada," ungkapnya.
Diakuinya, program peningkatan produksi lada selama ini masih terkendala minat masyarakat. Padahal, komoditas rempah ini bisa memberikan hasil yang cukup menjanjikan.
"Ini kembali harus keroyokan, tidak cukup sektor pertanian saja tapi holistik bersama membangun cluster," tutupnya. (Pew/Shd)
Pada tahun ini, pemerintah menargetkan produksi lada sebanyak 82 ribu ton. Jumlah tersebut sedikit lebih tinggi dari volume ekspor lada pada tahun ini yang sudah mendekati 62 ribu ton. "Akhir-akhir ini ada kehawatiran ekspor 62 ribu ton, produksi 82 ribu ton," kata Agus di kantor Perwakilan Internasional Pepper Community (IPC) Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Mengantisipasi hal tersebut, Kementan mengaku terus melakukan pembenahan produksi tanaman dengan cara pengelompokan tanaman. Dua daerah yang menjadi fokus pengembangan komoditas rempah tersebut adalah Lampung dan Bangka.
"Progam kita bebenah memalui cluster. Bagi tanaman kurang perawatan kita intensifkan, kita beri pupuk obat-obatan, kita pertahankan area yang ada," ungkapnya.
Diakuinya, program peningkatan produksi lada selama ini masih terkendala minat masyarakat. Padahal, komoditas rempah ini bisa memberikan hasil yang cukup menjanjikan.
"Ini kembali harus keroyokan, tidak cukup sektor pertanian saja tapi holistik bersama membangun cluster," tutupnya. (Pew/Shd)