Penunjukan Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang baru mengundang tanggapan beragam dari para ekonom di dalam negeri.
Salah satunya, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Erani Yustika yang berharap Kepala BKPM baru dapat meningkatkan investasi domestik.
"Jika ingin mendorong BKPM lebih maju maka caranya dengan menggerakan investasi domestik," ungkap Ahmad Erani Yustika saat berbincang dengan Liputan6.com Sabtu (14/9/2013).
Dia menilai tugas pokok BKPM saat ini adalah menggenjot investasi domestik khususnya di wilayah timur. BKPM juga harus lebih selektif dalam memilih investasi asing yang masuk ke dalam negeri
"BKPM harus lebih semangat menggerakan investasi domestik, apalagi di wilayah timur. Jangan cuma terima investasi asing tanpa seleksi," ungkapnya.
Hal lain yang harus menjadi prioritas yaitu meningkatkan infrastruktur, mempercepat perizinan dan pembebasan lahan guna menopang investasi domestik. Jika tidak, ketiga faktor tersebut dikhawatirkan menjadi kendala bagi para investor yang hendak menanamkan modalnya.
"BKPM harus bisa memperluas rongga-rongga ekonomi tersebut supaya para investor mau berinvestasi," ujarnya.
Terlebih lagi, saat ini animo investor domestik sangat besar untuk menanamkan modalnya. "Para investor kan berusaha menangkap peluang investasi yang punya prospek di masa depan, tinggal bagaimana BKPM memfasilitasinya," pungkas Ahmad.
Hal senada diungkapkan Kepala Ekonom Standard Chartered Fauzy Ichsan. Dipilihnya Mahendra sebagai Kepala BKPM menjadi angin segar untuk penanaman investasi di Indonesia.
"Mahendra sangat mengerti permasalahan ekonomi di Indonesia, tapi memang sangat disayangkan pihaknya meninggalkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Tapi pantaslahlah Mahendra menjadi Kepala BKPM yang baru, karena dia mengerti permasalahan investasi di Indonesia," ujar Fauzy/
Fauzy menilai Mahendra layak mengisi kursi Kepala BKPM karena sebelumnya dia pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Perdagangan, Wakil Menteri Keuangan dan pernah kerja di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
"Jadi saya rasa dia sangatlah tepat untuk menghadapi permasalahan ekonomi di Indonesia, dan bisa menghadapi gejolak ekonomi yang ada saat ini. Pak Mahendra juga sudah terbiasa menghadapi krisis," tegasnya.
Fauzy menjelaskan, sosok kepala BKPM yang baru bukan hanya bertugas mempromosikan Indonesia ke luar negeri saja, tapi harus bisa menyelesaikan dan membantu permasalahan investor yang ada di Indonesia.
Selain itu, Mahendra Siregar memiliki relasi yang sangat banyak baik di luar maupun di dalam negeri, sehingga bisa memiliki dampak positif bagi iklim investasi di negeri ini.
"Dia sudah memiliki pengalaman yang banyak, track record dan kapabilitasnya sudah terpercaya, pasti Mahendra mendapatkan respon yang positif," papar Fauzy. (Dis/NDw)
Salah satunya, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Erani Yustika yang berharap Kepala BKPM baru dapat meningkatkan investasi domestik.
"Jika ingin mendorong BKPM lebih maju maka caranya dengan menggerakan investasi domestik," ungkap Ahmad Erani Yustika saat berbincang dengan Liputan6.com Sabtu (14/9/2013).
Dia menilai tugas pokok BKPM saat ini adalah menggenjot investasi domestik khususnya di wilayah timur. BKPM juga harus lebih selektif dalam memilih investasi asing yang masuk ke dalam negeri
"BKPM harus lebih semangat menggerakan investasi domestik, apalagi di wilayah timur. Jangan cuma terima investasi asing tanpa seleksi," ungkapnya.
Hal lain yang harus menjadi prioritas yaitu meningkatkan infrastruktur, mempercepat perizinan dan pembebasan lahan guna menopang investasi domestik. Jika tidak, ketiga faktor tersebut dikhawatirkan menjadi kendala bagi para investor yang hendak menanamkan modalnya.
"BKPM harus bisa memperluas rongga-rongga ekonomi tersebut supaya para investor mau berinvestasi," ujarnya.
Terlebih lagi, saat ini animo investor domestik sangat besar untuk menanamkan modalnya. "Para investor kan berusaha menangkap peluang investasi yang punya prospek di masa depan, tinggal bagaimana BKPM memfasilitasinya," pungkas Ahmad.
Hal senada diungkapkan Kepala Ekonom Standard Chartered Fauzy Ichsan. Dipilihnya Mahendra sebagai Kepala BKPM menjadi angin segar untuk penanaman investasi di Indonesia.
"Mahendra sangat mengerti permasalahan ekonomi di Indonesia, tapi memang sangat disayangkan pihaknya meninggalkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Tapi pantaslahlah Mahendra menjadi Kepala BKPM yang baru, karena dia mengerti permasalahan investasi di Indonesia," ujar Fauzy/
Fauzy menilai Mahendra layak mengisi kursi Kepala BKPM karena sebelumnya dia pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Perdagangan, Wakil Menteri Keuangan dan pernah kerja di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
"Jadi saya rasa dia sangatlah tepat untuk menghadapi permasalahan ekonomi di Indonesia, dan bisa menghadapi gejolak ekonomi yang ada saat ini. Pak Mahendra juga sudah terbiasa menghadapi krisis," tegasnya.
Fauzy menjelaskan, sosok kepala BKPM yang baru bukan hanya bertugas mempromosikan Indonesia ke luar negeri saja, tapi harus bisa menyelesaikan dan membantu permasalahan investor yang ada di Indonesia.
Selain itu, Mahendra Siregar memiliki relasi yang sangat banyak baik di luar maupun di dalam negeri, sehingga bisa memiliki dampak positif bagi iklim investasi di negeri ini.
"Dia sudah memiliki pengalaman yang banyak, track record dan kapabilitasnya sudah terpercaya, pasti Mahendra mendapatkan respon yang positif," papar Fauzy. (Dis/NDw)