Sukses

Bulog Gelontorkan 20 Ton Kedelai ke Perajin Jakarta

Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) akhirnya menjalankan fungsinya untuk ikut terjun menangani pasokan kedelai di dalam negeri.

Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) akhirnya menjalankan fungsinya untuk ikut terjun menangani pasokan kedelai di dalam negeri.

Pada tahap awal, Bulog menyerap 24 ton kedelai petani dari Aceh dalam rangka merealisasikan Surat Menteri Perdagangan yang menugaskan Bulog melakukan pengadaan 25.841 ton kedelai dari petani lokal.

Kedelai asal Aceh tersebut kini telah dikirim ke gudang Bulog Divisi Regional (Divre) DKI sebanyak 20 ton.

"Pada tahap awal, kedelai kita serap dari dalam negeri untuk tujuan menstimulus produktivitas petani kedelai, sehingga diharapkan pada petani memiliki semangat tinggi untuk menanam kedelai," jelas Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso di Gudang Divre, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelapa Gading, Jakarta, Senin (16/9/2013).

Kedelai sebanyak 20 ton ini akan dipasarkan kepada pusat koperasi tahu tempe Indonesia (Puskoptin) DKI untuk diteruskan ke Kopti Jakarta Selatan.

Selain itu, Bulog berencana bekerjasama dengan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) untuk menyalurkan kedelai ini ke 9 wilayah.

Wilayah tersebut antara lain Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakatra, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Jogjakarta, Jawa Timur dan Bali dengan total kebutuhan perajin anggota Kopti 21.900 ton per bulan.

"Bulog melakukan pembelian dalam negeri untuk mendukung swasembada kedelai, namun sementara untuk menutup kekurangan produksi agar kebutuhan konsumsi dapat terpenuhi maka harus dilakukan impor," lanjut dia.

Mengacu pada Surat Menteri Perdagangan nomor 04.PI-57.13.0037 tanggal 29 Agustus 2013, Bulog diberikan izin untuk mengimpor 100 ribu ton kedelai melalui semua pelabuhan di Indonesia. Persetujuan impor ini berlaku mulai 29 Agustus hingga 31 Desember 2013. (Dny/Nur)