Harga minyak mentah dunia jatuh pada perdagangan Selasa (17/9/2013) pagi ini, sesaat setelah Amerika Serikat (AS) dan Rusia mencapai kesepakatan terkait kerelaan Suriah menyerahkan senjata kimianya.
Mengutip laman Associated Press,Benchmark minyak untuk pengiriman Oktober turun 81 sen menjadi US$ 107,40 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara harga kontrak minyak Brent pada November, patokan untuk minyak mentah internasional, turun 84 sen menjadi US$ 110,86 per barel di ICE Futures Exchange di London.
Ahli senjata kimia Amerika dan Rusia bertemu di Jenewa untuk menuntaskan rencana meminta Suriah menyerahkan gudang senjata kimianya.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Suriah akan memberikan persediaan senjata kimia itu dalam waktu satu pekan dan menyerahkan semua komponen program pada pertengahan 2014.
"Untuk saat ini, kesimpulan damai bagi situasi Suriah terus berlangsung dan saya berpikir bahwa kita akan terus melihat minyak tertekan dalam jangka pendek," kata Stan Shamu, Ahli Strategi Pasar IG di Melbourne, Australia.
AS telah mengancam menggelar aksi militer terhadap rezim Presiden Bashar Assad setelah pasukannya diduga menyerang warga sipil di pinggiran kota Damaskus yang dikuasai pemberontak dengan senjata kimia.
Namun pemerintahan Obama, gagal untuk memenangkan dukungan luas untuk intervensi di Suriah, memilih untuk bekerja pada sebuah solusi diplomatik dengan Rusia, sekutu kunci Suriah. Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Suriah pada kesepakatan ini.
Suriah bukanlah produsen minyak utama, namun para pedagang minyak mengatakan kemungkinan konflik yang lebih luas bisa mengganggu produksi dan pengiriman rute di Timur Tengah dan menyebabkan kenaikan harga. Dalam beberapa hari terakhir, harga minyak turun naik seiring rencana serangan militer AS. (Nur)
Mengutip laman Associated Press,Benchmark minyak untuk pengiriman Oktober turun 81 sen menjadi US$ 107,40 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara harga kontrak minyak Brent pada November, patokan untuk minyak mentah internasional, turun 84 sen menjadi US$ 110,86 per barel di ICE Futures Exchange di London.
Ahli senjata kimia Amerika dan Rusia bertemu di Jenewa untuk menuntaskan rencana meminta Suriah menyerahkan gudang senjata kimianya.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Suriah akan memberikan persediaan senjata kimia itu dalam waktu satu pekan dan menyerahkan semua komponen program pada pertengahan 2014.
"Untuk saat ini, kesimpulan damai bagi situasi Suriah terus berlangsung dan saya berpikir bahwa kita akan terus melihat minyak tertekan dalam jangka pendek," kata Stan Shamu, Ahli Strategi Pasar IG di Melbourne, Australia.
AS telah mengancam menggelar aksi militer terhadap rezim Presiden Bashar Assad setelah pasukannya diduga menyerang warga sipil di pinggiran kota Damaskus yang dikuasai pemberontak dengan senjata kimia.
Namun pemerintahan Obama, gagal untuk memenangkan dukungan luas untuk intervensi di Suriah, memilih untuk bekerja pada sebuah solusi diplomatik dengan Rusia, sekutu kunci Suriah. Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Suriah pada kesepakatan ini.
Suriah bukanlah produsen minyak utama, namun para pedagang minyak mengatakan kemungkinan konflik yang lebih luas bisa mengganggu produksi dan pengiriman rute di Timur Tengah dan menyebabkan kenaikan harga. Dalam beberapa hari terakhir, harga minyak turun naik seiring rencana serangan militer AS. (Nur)