Sukses

Kerjasama RI-Jerman Lahirkan Investasi Rp 7 Triliun

Pemerintah Indonesia dan Jerman telah menandatangani perjanjian komprehensif dalam kerja sama teknikal dengan nilai Rp 7 triliun.

Pemerintah Indonesia dan Jerman telah menandatangani perjanjian komprehensif dalam kerja sama teknikal serta untuk beberapa program dengan total investasi sekitar Rp 7 triliun.

Penandatanganan kerja sama teknikal dan finansial ini dilakukan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Utang Robert Pakpahan dan Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Georg Witschel.

Georg mengungkapkan, total nilai program hibah dan pinjaman mencapai 458 juta euro atau senilai Rp 7 triliun.

"Bagian terbesar dari perjanjian tersebut, dana senilai 295 juta euro dalam bentuk pinjaman lunak akan dialokasikan untuk program energi panas bumi (geotermal)," ujarnya saat Acara Penandatanganan Kerja sama Teknikal & Finansial Indonesia-Jerman di Gedung DJPU, Jakarta, Selasa (17/9/2013).

Persiapan program investasi ini, kata dia, sudah dimulai sejak tahun 2010 untuk mendanai proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi(geotermal) di Seulawah Agam, Aceh.

Sementara itu, Georg mengaku, pinjaman lain senilai 75 juta Euro diberikan kepada pemerintah Indonesia dalam merealisasikan program pengelolaan sampah terpadu di lima kota besar di tanah air.

"Juga untuk program pengelolaan hutan dengan nilai pinjaman hingga 36,5 juta euro," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Robert menambahkan, pemerintah Jerman, memberikan hibah senilai 6,25 juta euro dalam rangka pengembangan ekonomi regional, terutama pelatihan dan pendidikan untuk mendukung keterampilan para buruh sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kami juga mendukung program good governance di Indonesia untuk implementasi reformasi birokrasi, desentralisasi, korupsi bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan hibah sebesar 5,5 juta euro," papar dia.

Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional, Wismana Adi Suryabrata mengatakan, hibah yang sudah disiapkan sejak 2010 senilai 28 juta euro, dan 30,75 juta euro di 2011.

"Sedangkan finansial yang sudah siap senilai 400 juta euro, namun berapa yang akan di disclose tergantung pendalaman bersama proyeknya. Paling krusial adalah geotermal di Aceh sebagai upaya konversi energi," tandas dia. (Fik/Ndw)