Menteri Perhubungan EE Mangindaan berharap tidak terlalu banyak mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) yang berkeliaran di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Pasalnya, infrastruktur yang ada saat ini belum memadai semaksimal mungkin.
"Saya mendukung adanya teknologi baru yaitu mobil LCGC ini, tapi sebaiknya jangan diporsir terlalu banyak mobil LCGC ini, karena infrastruktur kita belum memadai," ujar Mangindaan ketika ditemui dalam acara peringatan hari perhubungan nasional tahun 2013 di Gedung Kemenhub, Jakarta, Selasa (17/9/2013).
Menurut Mangindaan, jika infrastruktur di kawasan Jabodetebk sudah terpenuhi, baru bisa kendaraan LCGC ini banyak diproduksi. Namun, untuk saat ini belum bisa terlalu banyak untuk diproduksi banyak di kawasan Jabodetabek.
"Intinya kalau pertumbuhan infrastruktur sudah memadai, baru bisa produksi banyak mobil LCGC ini, jangan terlalu banyak LCGC saat ini dikawasan Jabodetabek," tegasnya.
Mangindaan menjelaskan, permasalahan infrastruktur yang ada saat ini sangatlah rumit. Jumlah kendaraan yang terus bertambah tidak diimbangi dengan infrastruktur yang memadai.
"Bayangkan saja MRT saja belum beres, kereta commuter line Jabodetabek juga belum terpenuhi dengan baik, kalau itu semua beres, saya yakin penambahan mobil apa pun bisa. Dan semuanya akan beres semua," jelas Mangindaan.
Pada tempat yang sama, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Soeroyo Alimoeso mengatakan, seharusnya pembagian jatah produksi mobil LCGC yang ada di Jabodetabek hanya 10%. Sedangkan sisanya harus diberikan jatah kepada daerah yang lain.
"Jangan difokuskan di Jabodetabek saja produksi Mobil LCGC, karena di Jabodetabek sudah terlalu padat, coba sebar ke daerah yang lain mobil LCGC ini," tutup Soeroyo. (Dis/Ndw)
"Saya mendukung adanya teknologi baru yaitu mobil LCGC ini, tapi sebaiknya jangan diporsir terlalu banyak mobil LCGC ini, karena infrastruktur kita belum memadai," ujar Mangindaan ketika ditemui dalam acara peringatan hari perhubungan nasional tahun 2013 di Gedung Kemenhub, Jakarta, Selasa (17/9/2013).
Menurut Mangindaan, jika infrastruktur di kawasan Jabodetebk sudah terpenuhi, baru bisa kendaraan LCGC ini banyak diproduksi. Namun, untuk saat ini belum bisa terlalu banyak untuk diproduksi banyak di kawasan Jabodetabek.
"Intinya kalau pertumbuhan infrastruktur sudah memadai, baru bisa produksi banyak mobil LCGC ini, jangan terlalu banyak LCGC saat ini dikawasan Jabodetabek," tegasnya.
Mangindaan menjelaskan, permasalahan infrastruktur yang ada saat ini sangatlah rumit. Jumlah kendaraan yang terus bertambah tidak diimbangi dengan infrastruktur yang memadai.
"Bayangkan saja MRT saja belum beres, kereta commuter line Jabodetabek juga belum terpenuhi dengan baik, kalau itu semua beres, saya yakin penambahan mobil apa pun bisa. Dan semuanya akan beres semua," jelas Mangindaan.
Pada tempat yang sama, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Soeroyo Alimoeso mengatakan, seharusnya pembagian jatah produksi mobil LCGC yang ada di Jabodetabek hanya 10%. Sedangkan sisanya harus diberikan jatah kepada daerah yang lain.
"Jangan difokuskan di Jabodetabek saja produksi Mobil LCGC, karena di Jabodetabek sudah terlalu padat, coba sebar ke daerah yang lain mobil LCGC ini," tutup Soeroyo. (Dis/Ndw)