Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) mengaku telah menerbitkan surat utang (bonds) sekitar 70% dari total target senilai Rp 330 triliun pada tahun ini.
Dan dalam waktu dekat, pemerintah akan merilis obligasi valas domestik (onshore dolar bonds) senilai US$ 500 juta.
"Target penerbitan surat utang tahun ini sekitar Rp 330 triliun, dan sudah kami eksekusi Rp 200 triliun atau setara dengan 70% dari patokan. Jadi tidak ada revisi," ungkap Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), Jakarta, Selasa (17/9/2013).
Lebih jauh dia menjelaskan, pihaknya akan segera menawarkan onshore dolar bonds di Jakarta senilai US$ 500 juta pada Oktober 2013. Obligasi valas domestik ini akan diterbitkan paska penawaran instrumen investasi dalam bentuk Obligasi Ritel Indonesia (ORI).
"Ori kan rencana penawarannya antara 20 September-4 Oktober 2013. Masa penjatahan pada 7 Oktober dan tanggal 9 Oktober adalah masa settlemen. ORI sudah disiapkan Rp 20 triliun dengan tenor 3 tahun," kata dia.
Robert menilai, pemerintah berencana tidak akan lagi menerbitkan surat utang berdenominasi dolar AS di pasar utama. Namun perubahan harga justru akan terjadi di pasar sekunder.
Kendati demikian, dia mengatakan, rencana penghentian likuiditas (tapering off) yang akan diumumkan pekan ini belum berdampak terhadap pasar surat utang saat ini.
Hanya saja, kabar yang berhembus bahwa pasar saham di Amerika dan likuiditas di Indonesia masih terpengaruh kehadiran investor asing.
"Likuiditas Indonesia masih cukup besar walaupun ada tapering off seyogyanya pasar surat utang di sini masih cukup kuat. Tapi kami tidak bisa mengharapkan kondisi yield saat ini sama dengan 2012," terangnya.
Robert menghimbau Indonesia harus siap-siap untuk menghadapi koreksi terhadap yield akibat penghentian stimulus moneter dari AS.(Fik/Nur)
Dan dalam waktu dekat, pemerintah akan merilis obligasi valas domestik (onshore dolar bonds) senilai US$ 500 juta.
"Target penerbitan surat utang tahun ini sekitar Rp 330 triliun, dan sudah kami eksekusi Rp 200 triliun atau setara dengan 70% dari patokan. Jadi tidak ada revisi," ungkap Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), Jakarta, Selasa (17/9/2013).
Lebih jauh dia menjelaskan, pihaknya akan segera menawarkan onshore dolar bonds di Jakarta senilai US$ 500 juta pada Oktober 2013. Obligasi valas domestik ini akan diterbitkan paska penawaran instrumen investasi dalam bentuk Obligasi Ritel Indonesia (ORI).
"Ori kan rencana penawarannya antara 20 September-4 Oktober 2013. Masa penjatahan pada 7 Oktober dan tanggal 9 Oktober adalah masa settlemen. ORI sudah disiapkan Rp 20 triliun dengan tenor 3 tahun," kata dia.
Robert menilai, pemerintah berencana tidak akan lagi menerbitkan surat utang berdenominasi dolar AS di pasar utama. Namun perubahan harga justru akan terjadi di pasar sekunder.
Kendati demikian, dia mengatakan, rencana penghentian likuiditas (tapering off) yang akan diumumkan pekan ini belum berdampak terhadap pasar surat utang saat ini.
Hanya saja, kabar yang berhembus bahwa pasar saham di Amerika dan likuiditas di Indonesia masih terpengaruh kehadiran investor asing.
"Likuiditas Indonesia masih cukup besar walaupun ada tapering off seyogyanya pasar surat utang di sini masih cukup kuat. Tapi kami tidak bisa mengharapkan kondisi yield saat ini sama dengan 2012," terangnya.
Robert menghimbau Indonesia harus siap-siap untuk menghadapi koreksi terhadap yield akibat penghentian stimulus moneter dari AS.(Fik/Nur)