PT Sierad Produce Tbk (SIPD), produsen pakan ternak, menaikkan harga jual produknya seiring pelemahan nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga 15%.
Assisten Corporate Secretary PT Sierad Produce Tbk, Hudya Indah Panggita mengatakan, nilai tukar rupiah yang anjlok berdampak negatif kepada perseroan. Itu karena 70% bahan baku pakan masih diimpor dari negara seperti Amerika, Argentina, India dan Brazil.
"Kenaikan harganya akan dilakukan secara bertahap, tahap pertama harga jual pakan ternak akan naik hingga 15%. Kenaikan harga jual pakan ternak sudah dilakukan pada 2 September yang lalu," ujar Hudya di Jakarta, Selasa (17/9/2013).
Menurut Hudya, dengan kenaikan harga jual ini perseroan harus mengambil langkah-langkah antisipasi agar operasional perusahaan tetap bisa berjalan dengan baik.
Dia mengaku saat ini perusahaan masih memiliki persediaan bahaan baku yang sangat banyak hingga semester pertama 2014. Dengan adanya kenyataan ekonomi yang tidak menentu, maka harga jual pakan ternak diprediksi akan terus naik secara bertahap.
"Kami optimis bahwa dengan strategi-strategi yang akan dijalankan perseroan maka akan menjadi baik dan mampu mencapai target yang sudah dilakukan," tegas dia.
Selain itu, Hudya menjelaskan, perseroan mengharapkan nilai tukar rupiah bisa terjaga di kisaran Rp 9.500 hingga Rp 10 ribu per dolar Amerika Serikat (AS).
Antisipasi ini diharapkan bisa menekan harga bahan baku tidak membuat harga harga jual pakan ternak naik lebih besar lagi. (Dis/Nur)
Assisten Corporate Secretary PT Sierad Produce Tbk, Hudya Indah Panggita mengatakan, nilai tukar rupiah yang anjlok berdampak negatif kepada perseroan. Itu karena 70% bahan baku pakan masih diimpor dari negara seperti Amerika, Argentina, India dan Brazil.
"Kenaikan harganya akan dilakukan secara bertahap, tahap pertama harga jual pakan ternak akan naik hingga 15%. Kenaikan harga jual pakan ternak sudah dilakukan pada 2 September yang lalu," ujar Hudya di Jakarta, Selasa (17/9/2013).
Menurut Hudya, dengan kenaikan harga jual ini perseroan harus mengambil langkah-langkah antisipasi agar operasional perusahaan tetap bisa berjalan dengan baik.
Dia mengaku saat ini perusahaan masih memiliki persediaan bahaan baku yang sangat banyak hingga semester pertama 2014. Dengan adanya kenyataan ekonomi yang tidak menentu, maka harga jual pakan ternak diprediksi akan terus naik secara bertahap.
"Kami optimis bahwa dengan strategi-strategi yang akan dijalankan perseroan maka akan menjadi baik dan mampu mencapai target yang sudah dilakukan," tegas dia.
Selain itu, Hudya menjelaskan, perseroan mengharapkan nilai tukar rupiah bisa terjaga di kisaran Rp 9.500 hingga Rp 10 ribu per dolar Amerika Serikat (AS).
Antisipasi ini diharapkan bisa menekan harga bahan baku tidak membuat harga harga jual pakan ternak naik lebih besar lagi. (Dis/Nur)