Keberadaan mobil murah ramah lingkungan (Low Cost Green Car/ LCGC) tidak akan membuat tambah sumpek jalan Jakarta. Pasalnya, produksi mobil murah hanya 3% dari total mobil di Tanah Air.
Dirjen Industri Unggulan Berbasis Tekonologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan, produksi mobil murah hanya 30 ribu unit pada 2013, sementara penjualan mobil secara keseluruhan pada tahun ini mencapai 1 juta unit.
"30 ribu unit itu berapa persen dari total mobil nasional? Kenapa yang 97% tidak diributin? Mobil murah bukan satu-satunya (biang kerok kemacetan) karena hanya 3%. Tahun depan kalau penjualan naik 1,3 juta paling 8%," kata Budi, di Jakarta, Selasa (17/9/2013).
Menurut Budi, kemacetan yang terjadi di kota besar saat ini bukan hanya disebabkan kehadiran mobil murah, tetapi juga pertumbuhan kendaraan lain yang terus meningkat.
"Penyebab kemacetan bukan LCGC, ada yang lain, ada motor. Kalau disarankan transporti masal bagus, kesana ada transisi, mobilnya (alat transportasi massal)Â perlu dibuat," ungkapnya.
Budi menjelaskan, mobil murah pun tidak hanya disebar di kota besar, tetapi juga di seluruh Indonesia. Karena itu kehadiran LCGC tidak bisa menjadi kekhawatiran menjadi penyebab kemacetan.
"Kita cuma 3%, itu untuk se-Indonesia. Itu program nasional, di Indonesia ada 504 pemerintah kabupaten, yang macet berapa? Surabaya 5 kabupaten, Semarang 5, kalau di jumlah paling cuma 50, yang 450 tidak macet," ungkap dia.
Menteri Perhubungan EE Mangindaan sebelumnya berharap tidak terlalu banyak mobil murah yang berkeliaran di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Pasalnya, infrastruktur yang ada saat ini belum memadai semaksimal mungkin.
"Saya mendukung adanya teknologi baru yaitu mobil LCGC ini, tapi sebaiknya jangan diporsir terlalu banyak mobil LCGC ini, karena infrastruktur kita belum memadai," ujar Mangindaan. (Pew/Ndw)
Dirjen Industri Unggulan Berbasis Tekonologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan, produksi mobil murah hanya 30 ribu unit pada 2013, sementara penjualan mobil secara keseluruhan pada tahun ini mencapai 1 juta unit.
"30 ribu unit itu berapa persen dari total mobil nasional? Kenapa yang 97% tidak diributin? Mobil murah bukan satu-satunya (biang kerok kemacetan) karena hanya 3%. Tahun depan kalau penjualan naik 1,3 juta paling 8%," kata Budi, di Jakarta, Selasa (17/9/2013).
Menurut Budi, kemacetan yang terjadi di kota besar saat ini bukan hanya disebabkan kehadiran mobil murah, tetapi juga pertumbuhan kendaraan lain yang terus meningkat.
"Penyebab kemacetan bukan LCGC, ada yang lain, ada motor. Kalau disarankan transporti masal bagus, kesana ada transisi, mobilnya (alat transportasi massal)Â perlu dibuat," ungkapnya.
Budi menjelaskan, mobil murah pun tidak hanya disebar di kota besar, tetapi juga di seluruh Indonesia. Karena itu kehadiran LCGC tidak bisa menjadi kekhawatiran menjadi penyebab kemacetan.
"Kita cuma 3%, itu untuk se-Indonesia. Itu program nasional, di Indonesia ada 504 pemerintah kabupaten, yang macet berapa? Surabaya 5 kabupaten, Semarang 5, kalau di jumlah paling cuma 50, yang 450 tidak macet," ungkap dia.
Menteri Perhubungan EE Mangindaan sebelumnya berharap tidak terlalu banyak mobil murah yang berkeliaran di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Pasalnya, infrastruktur yang ada saat ini belum memadai semaksimal mungkin.
"Saya mendukung adanya teknologi baru yaitu mobil LCGC ini, tapi sebaiknya jangan diporsir terlalu banyak mobil LCGC ini, karena infrastruktur kita belum memadai," ujar Mangindaan. (Pew/Ndw)