Sukses

7 Negara Asia Pemburu Properti di London, Dimana Posisi RI?

Uang pembelian properti di London baru akan dicairkan pengembang jika bangunan sudah jadi.

Konsultan properti, Jones Lang LaSalle Singapore mengungkapkan minat masyarakat Indonesia membeli properti di London Inggris terbilang masih rendah. Diantara negara-negara di kawasan Asia Tenggara, masyarakat Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Brunei Darussalam mulai banyak memburu properti di negara Ratu Elizabeth tersebut.

Senior Property Sales Cosultant Internasional Project Sales, Widya Lestaluhu mengatakan, ketertarikan Indonesia pada properti London yang masih rendah lebih baik dibandingkan Myanmar.

"Indonesia paling kecil, Singapura top," kata Widya, di Jakarta, Rabu (18/9/2013).

Widya menjelaskan, warga Asia Tenggara biasanya membeli properti di London dengan cara pinjaman melalui bank di Singapura dengan uang muka (down payment/DP) antara 2 ribu sampai 10 ribu pondsterling. Besaran uang mukanya ditetapkan berdasarkan bangunan.

"Belum ada (bangunan), tanah kosong brosur, kredit dibayar jika sudah jadi bangunannya," jelasnya.

Menurut Widya, para pengembang di London tidak menggunakan uang muka para calon pembeli untuk modal membangun properti tersebut. Uang muka yang dibayarkan konsumen akan dimasukan ke bank dan dikembalikan jika proyek properti yang diminati batal dibangun.

"Di London DP-nya nggak dipakai, ada insurance, jadi nggak diapa-apain, kalau bangunan nggak jadi dikembalikan. Biasanya 30% bertahap," tutupnya. (Pew/Shd)