Sukses

The Fed Tunda Tapering, Rupiah Sentuh 10 Ribu/US$

Rupiah di pasar Non Delivered Forward untuk satu bulan mendatang menguat 23,1% ke level 10.972 per dolar AS.

Keputusan mengejutkan dari bank sentral Amerika Serikat (AS) yang tetap mempertahankan program stimulus membuat rupiah sedikit menguat. Pada sesi pembukaan di perdagangan spot Bloomberg, rupiah sempat menembus level di bawah 11.000 per dolar AS.

Dikutip dari data kurs Valas, Kamis (19/9/2013), rupiah sempat dibuka di level 10.948 per dolar AS atau menguat dari penutupan sehari sebelumnya Rp 11.324 per dolar AS.

Rupiah bahkan sempat menguat hingga level 10.908 per dolar AS. Namun pelaku pasar yang masih mempelajari keputusan The Fed, membuat rupiah sempat beberapa kali bergerak melemah ke level 11.325 per dolar AS.

Data perdagangan pukul 8.56 WIB, nilai tukar rupiah menguat hingga 1,5% ke level 11.306 per dolar AS. Pengutan ini merupakan yang terbesar sejak 30 Mei 2012.

Di pasar luar negeri, rupiah di pasar Non Delivered Forward untuk satu bulan mendatang menguat 23,1% ke level 10.972 per dolar AS. Rupiah di pasar kontrak ini menguat 3% lebih tinggi dibandingkan pasar spot.

"Semuanya bereaksi terhadap kabar (The Fed) semalam," kata Head of Foreign Exchange dari Malayan Banking Bhd, di Singapura, Saktiandi Supaat.

Rupiah di pasar forward yang menunjukan dampak dari sentimen, ujar Saktiandi, memperlihatkan reaksi yang berlebihan. "Meskipurn rupiah di pasar spot akan menguat. Sentimen yang ada telah berbalik jadi saat ini aksi lindung nilai terhadap rupiah menjadi lebih murah," katanya.

Sementara data RTI hingga pukul 10.00 WIB, menunjukan rupiah masih melemah hingga 744 poin (6,94%) ke level 11.460 per dolar AS. Pelemahan juga dialami sejumlah mata uang negara-negara Asia seperti Yen Jepang yang turun 0,38% dan Dolar Hong Kong. (Shd)