Keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserves, mempertahankan program stimulusnya tak hanya menjadi kabar gembira bagi masyarakat Negeri Paman Sam dan Dunia. Batalnya pengurangan dana stimulus sebesar US$ 85 milia per bukan ini justru membawa kabar buruk bagi segelintir pihak. Siapa saja kelompok yang merasa bahagia dan kecewa lewat keputusan The Fed tersebut?
Dilansir laman npr.org, Kamis (19/9/2013), kalangan masyarakat yang ketiban rezeki dari penundaan pengurangan stimulus calon pembeli rumah. Alasannya, kebijakan mengejutkan dari The Fed bakal membuat suku bunga pinjaman tak akan naik lagi. Sebelumnya, para pembeli rumah di AS harus membayar bunga lebih besar setelah adanya kenaikan sejak April 2013.
Para pejabat The Fed dilaporkan tak senang melihat tingginya suku bunga pinjaman yang membuat takut para pembeli rumah potensial.
"Jika pengetatan kebijakan finansial terus dilakukan, hal ini dapat memperlambat laju perekonomian dan peningkatan pasar tenaga kerja," seperti diungkapkan para anggota Federal Market Open Committee (FOMC).
Kabar gembira keputusan The Fed juga dirasakan para investor saham yang menilai rendahnya kredit murah dapat menggenjot pembelian rumah. Hasilnya, para investor akan berburu saham properti dalam jumlah besar terlihat dari indeks industri Dow Jones yang menguat 147,21 poin ke level tertingginya.
Sayangnya, keputusan The Fed justru menjadi kabar buruk bagi para pensiunan. Maklum, para purna kerja ini tak bisa lagi mengharapkan bunga lebih tinggi dari tabungannya di Bank. Anda hanya akan menerima sedikit bunga dari tabungan tersebut.
Lebih jelasnya berikut tiga kelompok yang merayakan pengumuman penundaan aksi The Fed mengurangi program stimulusnya:
1. Para penjual dan pembeli rumah
Bunga kredit perumahan bertenor 30 tahun tak akan naik lagi. Sebelumnya suku bunga pinjaman naik dari 3,5% pada April menjadi sekitar 4,5% belakangan ini. Hal ini dapat memicu lebih banyak orang untuk membeli rumah.
2. Pemegang saham
Dengan keputusan The Fed tersebut nilai saham menjadi lebih berharga saat investor tak memperoleh banyak keuntungan dari pembayaran bunga sekuritasnya. Tak hera harga saham menyentuh level tertingginya pada penutupan perdagangan Rabu kemarin.
3. Pemilik Emas
Harga emas naik lebih dari 4% menjadi US$ 1.360 per ounce. Kenaikkan ini karena emas menjadi lebih menarik di tengah ketidakpastian ekonomi dan inflasi. Beberapa orang yakin ketetapan kebijakan The Fed tersebut akan meningkatkan inflasi.
Sementara kelompok-kelompok yang kemungkinan takkan senang dengan keputusan The Fed menahan pembelian obligasinya tetap sebesar US$ 85 miliar per bulan adalah:
1. Pemilik mobil yang boros bahan bakar
Seperti emas, harga minyak juga meningkat di tengah ketakutan akan inflasi. Setelah pengumuman The Fed, harga minyak mentah tercatat naik lebih dari US$ 3 per barel menjadi US$ 108,49 per barel.
2. Nasabah konservatif
Jika Anda ingin mempertahankan uang Anda di sekuritas yang sangat aman, Anda akan menerima bunga dalam jumlah kecil. Contohnyam yield kupon obligasi bertenor 10 tahun merosot 2,71% setelah pengumuman. Sebelumnya yield tersebut berada di level 2,9%.
3. Pencari kerja
The Fed mengatakan, proyeksi ekonomi AS tak begitu bagus. Pihaknya melihat pertumbuhan ekonomi paling baik terjadi tahun ini meski demikian pihaknya menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 2,6%. (Sis/Shd)
Dilansir laman npr.org, Kamis (19/9/2013), kalangan masyarakat yang ketiban rezeki dari penundaan pengurangan stimulus calon pembeli rumah. Alasannya, kebijakan mengejutkan dari The Fed bakal membuat suku bunga pinjaman tak akan naik lagi. Sebelumnya, para pembeli rumah di AS harus membayar bunga lebih besar setelah adanya kenaikan sejak April 2013.
Para pejabat The Fed dilaporkan tak senang melihat tingginya suku bunga pinjaman yang membuat takut para pembeli rumah potensial.
"Jika pengetatan kebijakan finansial terus dilakukan, hal ini dapat memperlambat laju perekonomian dan peningkatan pasar tenaga kerja," seperti diungkapkan para anggota Federal Market Open Committee (FOMC).
Kabar gembira keputusan The Fed juga dirasakan para investor saham yang menilai rendahnya kredit murah dapat menggenjot pembelian rumah. Hasilnya, para investor akan berburu saham properti dalam jumlah besar terlihat dari indeks industri Dow Jones yang menguat 147,21 poin ke level tertingginya.
Sayangnya, keputusan The Fed justru menjadi kabar buruk bagi para pensiunan. Maklum, para purna kerja ini tak bisa lagi mengharapkan bunga lebih tinggi dari tabungannya di Bank. Anda hanya akan menerima sedikit bunga dari tabungan tersebut.
Lebih jelasnya berikut tiga kelompok yang merayakan pengumuman penundaan aksi The Fed mengurangi program stimulusnya:
1. Para penjual dan pembeli rumah
Bunga kredit perumahan bertenor 30 tahun tak akan naik lagi. Sebelumnya suku bunga pinjaman naik dari 3,5% pada April menjadi sekitar 4,5% belakangan ini. Hal ini dapat memicu lebih banyak orang untuk membeli rumah.
2. Pemegang saham
Dengan keputusan The Fed tersebut nilai saham menjadi lebih berharga saat investor tak memperoleh banyak keuntungan dari pembayaran bunga sekuritasnya. Tak hera harga saham menyentuh level tertingginya pada penutupan perdagangan Rabu kemarin.
3. Pemilik Emas
Harga emas naik lebih dari 4% menjadi US$ 1.360 per ounce. Kenaikkan ini karena emas menjadi lebih menarik di tengah ketidakpastian ekonomi dan inflasi. Beberapa orang yakin ketetapan kebijakan The Fed tersebut akan meningkatkan inflasi.
Sementara kelompok-kelompok yang kemungkinan takkan senang dengan keputusan The Fed menahan pembelian obligasinya tetap sebesar US$ 85 miliar per bulan adalah:
1. Pemilik mobil yang boros bahan bakar
Seperti emas, harga minyak juga meningkat di tengah ketakutan akan inflasi. Setelah pengumuman The Fed, harga minyak mentah tercatat naik lebih dari US$ 3 per barel menjadi US$ 108,49 per barel.
2. Nasabah konservatif
Jika Anda ingin mempertahankan uang Anda di sekuritas yang sangat aman, Anda akan menerima bunga dalam jumlah kecil. Contohnyam yield kupon obligasi bertenor 10 tahun merosot 2,71% setelah pengumuman. Sebelumnya yield tersebut berada di level 2,9%.
3. Pencari kerja
The Fed mengatakan, proyeksi ekonomi AS tak begitu bagus. Pihaknya melihat pertumbuhan ekonomi paling baik terjadi tahun ini meski demikian pihaknya menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 2,6%. (Sis/Shd)