Kesiapan mundurnya Gita Wirjawan dari jabatan Menteri Perdagangan RI dengan alasan menghindari adanya benturan kepentingan terkait keterlibatannya dalam bursa calon capres 2014 menuai berbagai tanggapan baik dari kalangan dunia usaha maupun politik.
Pengusaha sekaligus politikus mantan anggota DPR RI, Natsir Mansyur menilai Kementerian Perdagangan merupakan Kementerian yang strategis terhadap perekonomian Indonesia, oleh karenanya Kementerian itu harus dipimpin oleh sosok yang bisa fokus, terutama mengurusi masalah perdagangan yang saat ini dialami oleh Indonesia.
“Berdasarkan pengalaman saya sebagai pengusaha yang banyak berhubungan dengan pemerintah, Kementerian Perdagangan itu memiliki peran strategis terhadap perekonomian Indonesia, jadi menterinya perlu fokus mengatasi persoalan 2 tahun transaksi perdagangan Indonesia yang defisit,” kata Natsir yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah.
Selain itu, lanjut Natsir, Mendag juga harus mengatasi masalah impor produk industri dan pangan, menjaga pasar dalam negeri, mengurusi antrian free trade agreement yang harus diselesaikan yang menguntungkan atau tidak, mencari solusi defisit transaksi dagang dengan China, IJEPA, menjaga pasar ekspor produk Indonesia yang sudah jalan, dan membuka pasar baru, sampai mendorong ekspor produk industri dan produk agribisnis.
“Masih banyak pekerjaan Kementerian Perdagangan yang perlu lebih fokus ditangani oleh menterinya,” kata dia.
Natsir juga menilai, langkah Dino Pati Jalal, mundur sebagai duta besar untuk masuk ke politik dipandang sebagai ksatria generasi muda. “Lalu apa Gita Wirjawan sebagai generasi muda mau jadi ksatria juga, iya kita lihat aja nanti,” kata dia.
Di sisi lain, dia juga mengatakan masih ada waktu di akhir pemerintahan SBY ini untuk menbenahi masalah dan persoalan yang dihadapi dan harus dikerjakan oleh Menteri Perdagangan, apabila Gita Wirjawan resmi mundur sebagai Mendag.
“Masih banyak sosok yang memahami masalah perdagangan ini, yang punya jam terbang tinggi dan pengalaman untuk mengangkat kinerja Kemendag, seperti Marie Elka Pangestu bila perlu dikembalikan ke Kemendag,” kata Natsir.
Dia juga menyebutkan nama lainnya yang layak untuk posisi Mendag, antara lain pengusaha Chairul Tanjung, Benny Soetrisno, Airlangga Hartarto, Chris Kanter, kemudian dari Pakar ekonomi yang dekat dengan dunia usaha ada Aviliani, Didik Rachbini, Henri Saparini, staf ahli wapres Mohamad Ikhsan, dan staf ahli Presiden dari UI Firmansyah.
“Saya kira masih banyak stok calon Menteri Perdagangan yang memahami masalah perdagangan, karena ini hak prerogratif Presiden, kita serahkan saja ke Presiden yang lebih tau siapa yg tepat”.
Pengusaha sekaligus politikus mantan anggota DPR RI, Natsir Mansyur menilai Kementerian Perdagangan merupakan Kementerian yang strategis terhadap perekonomian Indonesia, oleh karenanya Kementerian itu harus dipimpin oleh sosok yang bisa fokus, terutama mengurusi masalah perdagangan yang saat ini dialami oleh Indonesia.
“Berdasarkan pengalaman saya sebagai pengusaha yang banyak berhubungan dengan pemerintah, Kementerian Perdagangan itu memiliki peran strategis terhadap perekonomian Indonesia, jadi menterinya perlu fokus mengatasi persoalan 2 tahun transaksi perdagangan Indonesia yang defisit,” kata Natsir yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah.
Selain itu, lanjut Natsir, Mendag juga harus mengatasi masalah impor produk industri dan pangan, menjaga pasar dalam negeri, mengurusi antrian free trade agreement yang harus diselesaikan yang menguntungkan atau tidak, mencari solusi defisit transaksi dagang dengan China, IJEPA, menjaga pasar ekspor produk Indonesia yang sudah jalan, dan membuka pasar baru, sampai mendorong ekspor produk industri dan produk agribisnis.
“Masih banyak pekerjaan Kementerian Perdagangan yang perlu lebih fokus ditangani oleh menterinya,” kata dia.
Natsir juga menilai, langkah Dino Pati Jalal, mundur sebagai duta besar untuk masuk ke politik dipandang sebagai ksatria generasi muda. “Lalu apa Gita Wirjawan sebagai generasi muda mau jadi ksatria juga, iya kita lihat aja nanti,” kata dia.
Di sisi lain, dia juga mengatakan masih ada waktu di akhir pemerintahan SBY ini untuk menbenahi masalah dan persoalan yang dihadapi dan harus dikerjakan oleh Menteri Perdagangan, apabila Gita Wirjawan resmi mundur sebagai Mendag.
“Masih banyak sosok yang memahami masalah perdagangan ini, yang punya jam terbang tinggi dan pengalaman untuk mengangkat kinerja Kemendag, seperti Marie Elka Pangestu bila perlu dikembalikan ke Kemendag,” kata Natsir.
Dia juga menyebutkan nama lainnya yang layak untuk posisi Mendag, antara lain pengusaha Chairul Tanjung, Benny Soetrisno, Airlangga Hartarto, Chris Kanter, kemudian dari Pakar ekonomi yang dekat dengan dunia usaha ada Aviliani, Didik Rachbini, Henri Saparini, staf ahli wapres Mohamad Ikhsan, dan staf ahli Presiden dari UI Firmansyah.
“Saya kira masih banyak stok calon Menteri Perdagangan yang memahami masalah perdagangan, karena ini hak prerogratif Presiden, kita serahkan saja ke Presiden yang lebih tau siapa yg tepat”.