Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan meminta pengusaha dalam negeri mulai bersiap menghadapi pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di 2015.
Sebab jika tidak siap maka Indonesia akan menjadi 'santapan' negara-negara tetangga mengingat pangsa pasar Indonesia yang sangat besar.
"Siapa yang tidak mengiler jika melihat pasar seperti ini?. Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, semua tertarik pada pasar di sini. Dengan jumlah penduduk 250 juta orang, Indonesia ini menjadi pasar yang paling seksi," ujar dia saat menjadi pembicara pada Seminar Setengah Hari Kerjasama HIPPI dan Kemendag di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Jumat (20/9/2013).
Gita mengatakan, masyarakat tidak perlu aneh jika melihat warga negara Thailand belajar bahasa Indonesia. Hal tersebut merupakan bentuk persiapan negara tersebut menyambut pasar bebas ini.
"Kalau kita tidak siap, bukan tidak mungkin produk-produk asal Thailand nanti bisa ditemukan di Bayolali atau Samosir. Nanti bisa saja kita lihat dipojokkan ada orang Thailand yang berjualan dengan bahasa Indonesia," tegas dia.
Untuk itu, lanjut Gita, Indonesia harus segera membangun ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan sistem pemerintah, serta menjaga kemitraan antara pemerintah dan swasta serta meningkatkan investasi yang bukan hanya terfokus di pusat, tetapi juga diwilayah-wilayah seluruh Indonesia.
"Ini bisa menjadi peluang untuk menguatkan perekonomian. Kita punya bonus kelebihan yang banyak. Seperti bonus demografis kita yang dahsyat. Ini kalau disuntik dengan kemauan, maka kita bisa jadi bangsa yang dahsyat," tandas dia. (Dny/Nur)
Sebab jika tidak siap maka Indonesia akan menjadi 'santapan' negara-negara tetangga mengingat pangsa pasar Indonesia yang sangat besar.
"Siapa yang tidak mengiler jika melihat pasar seperti ini?. Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, semua tertarik pada pasar di sini. Dengan jumlah penduduk 250 juta orang, Indonesia ini menjadi pasar yang paling seksi," ujar dia saat menjadi pembicara pada Seminar Setengah Hari Kerjasama HIPPI dan Kemendag di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Jumat (20/9/2013).
Gita mengatakan, masyarakat tidak perlu aneh jika melihat warga negara Thailand belajar bahasa Indonesia. Hal tersebut merupakan bentuk persiapan negara tersebut menyambut pasar bebas ini.
"Kalau kita tidak siap, bukan tidak mungkin produk-produk asal Thailand nanti bisa ditemukan di Bayolali atau Samosir. Nanti bisa saja kita lihat dipojokkan ada orang Thailand yang berjualan dengan bahasa Indonesia," tegas dia.
Untuk itu, lanjut Gita, Indonesia harus segera membangun ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan sistem pemerintah, serta menjaga kemitraan antara pemerintah dan swasta serta meningkatkan investasi yang bukan hanya terfokus di pusat, tetapi juga diwilayah-wilayah seluruh Indonesia.
"Ini bisa menjadi peluang untuk menguatkan perekonomian. Kita punya bonus kelebihan yang banyak. Seperti bonus demografis kita yang dahsyat. Ini kalau disuntik dengan kemauan, maka kita bisa jadi bangsa yang dahsyat," tandas dia. (Dny/Nur)