Sukses

Pemerintah Imbau Kurangi Minuman Kaleng Impor

Tingginya impor pada Januari-Juli 2013 yang mencapai US$ 111,83 miliar memaksa pemerintah untuk agresif mengurangi peredaran produk impor.

Tingginya impor pada Januari-Juli 2013 yang mencapai US$ 111,83 miliar memaksa pemerintah untuk agresif mengurangi peredaran produk-produk impor masuk ke Indonesia, termasuk barang konsumsi seperti minuman kaleng.

Wakil Menteri Keuangan, Any Rahmawati mengatakan, pemerintah melalui Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan tengah mengkaji kebijakan impor untuk bahan baku dan penolong demi menghasilkan produk jadi.

"Teman-teman di BKF sedang melakukan review insentif fiskal bagi bahan baku penolong (intermediate goods). Ini untuk mendorong bahan baku maupun bahan setengah jadi yang akan memproduksi barang yang berasal dari domestik," papar dia saat ditemui di Jakarta, Jumat (20/9/2013).  

Sementara itu, Any mengatakan, pemerintah juga akan mengurangi impor barang-barang konsumsi. "Jadi kami mengimbau tidak minum minuman kaleng impor, boleh kan?. Minum saja air putih dan itu bisa membantu. Artinya kita mengurangi konsumsi terhadap barang-barang impor," ungkapnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan dari total impor periode Januari-Juli 2013 yang mencapai US$ 111,83 miliar, sebanyak 6,97% merupakan impor barang konsumsi. Nilai impor barang konsumsi berkontribusi sebesar US$ 7,79 miliar.

Sedangkan impor bahan baku penolong menembus US$ 85,16 miliar atau 76,16% terhadap nilai impor keseluruhan di tujuh bulan 2013. Dan impor barang modal menyumbang 16,87% atau senilai US$ 18,87 miliar. (Fik/Ndw)
Video Terkini