Sukses

`Celadona`, Keramik Lokal di Hotel Bintang Lima

Celadona Keramik terus menggali potensi pasar dengan menghadirkan ragam produk kerajinan keramik bernilai seni tinggi.

Bisnis kerajinan keramik ternyata memiliki pasar yang sangat besar. Segmennya dari sekadar konsumen perorangan, kini meluas hingga pelanggan korporasi, restoran maupun hotel berkelas di Indonesia dan mancanegara.

Celadona Keramik misalnya, terus menggali potensi pasar dengan menghadirkan ragam produk kerajinan keramik bernilai seni tinggi dan berambisi untuk menjadi salah satu pemain besar di industri tersebut.

Salah seorang karyawan Celadona Keramik, Wira mengungkapkan, pihaknya telah memproduksi ratusan model keramik di sebuah workshop mungil di kawasan Jelambar, Jakarta Barat.

"Dengan jumlah karyawan 50 orang, produksi keramik tidak bisa ditentukan dalam sehari atau per bulan. Karena tergantung pada masalah waktu dan cuaca. Jika cuaca hujan, maka produksi bisa mandek," kata dia saat ditemui Liputan6.com di acara Pameran Peranti Saji Indonesia, Jakarta, Minggu (22/9/2013).

Produk keramik besutan Celadona, antara lain, tea pot, shell plate, patung, piring. Modelnya pun beragam, mulai dari tea pot berbentuk hewan sampai model Candi Borobudur.

"Harganya mulai dari Rp 15 ribu sampai Rp 1,8 juta untuk keramik patung Ganesha. Harga yang kami tawarkan masih cukup terjangkau bila dibanding perajin lain," ujarnya.
2 dari 2 halaman


Pasarkan di Internet dan Pameran

Soal penjualan, Wira mengaku, dengan bermodal pemasaran dari internet dan pameran, pihaknya bisa memperoleh pesanan menggiurkan. Contohnya saja untuk restoran, hotel dan sejumlah perusahaan sebagai buah tangan atau suvenir.

Pemesannya, bukan saja dari wilayah Jakarta, melainkan daerah lain di Indonesia, seperti Surabaya, Lampung, Batam, Yogyakarta dan sebagainya. Bahkan telah menembus ekspor hingga Portugal, Nigeria, Arab Saudi dan lainnya.

Dia menyebut, Hotel Mulia dan Hotel Pullman atau dulu disebut Nikko menjadi pelanggan tetap keramik buatan Celadona. Alasannya, karena dua hotel tersebut secara rutin memesan jika ada keramik yang pecah.

"Satu restoran saja bisa memesan sampai 5.500 pieces dengan nilai mencapai Rp 600 juta sekali pesan. Jadi di total-total omzet per bulan bisa miliaran rupiah," papar Wira.

Dia menilai, bisnis keramik saat ini telah berkembang pesat seiring dengan maraknya pembangunan hotel dan restoran.

"Sekarang bisnis keramik sedang booming. Lihat saja kerajinan keramik banyak menghiasi hotel dan restoran baik untuk pajangan maupun sebagai perlengkapan makan. Jadi pasarnya sangat besar karena kami saja sudah kewalahan menerima order dr Jakarta," pungkas Wira. (Fik/Igw)