Sukses

RI Bisa Makin Terpuruk Jika Impor Terus-terusan

Indonesia for Global Justice menilai perekonomian Indonesia belum menunjukan perbaikan sehingga makin terpuruk.

Indonesia for Global Justice (IGJ) menuding kondisi perekonomian nasional hingga saat ini masih belum menunjukan perbaikan, bahkan semakin terpuruk. Kondisi ini seharisnya diatasi dengan memperkuat ekonomi domestik dan meninggalkan ketergantungan produk impor.

Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice (IGJ) Riza Damanik ketika ditemui dalam acara Media Briefing pertemuan APEC dan Potensi Ancaman APEC bagi Kedaulatan Negara Indonesia di kantor Sekretariat IGJ, Jakarta, Senin (23/9/2013). "Pemerintah haruslah memperbaiki gejolak ekonomi yang saat ini belum mengalami perbaikan," ujarnya.

Dari pantauan IGJ, memburuknya ekonomi nasional terlihat dari depresiasi rupiah dan pertumbuhan ekonomi nasional. Kondisi ini tak diimbangi dengan penguatan ekonomi. "Kalau tidak diimbangi itu sama saja, dampaknya ekonomi terus melemah," tegasnya.

Riza menilai, Indonesia saat ini tidak bisa melepaskan ketergantungannya pada pasar luar negeri (ekspor) terlihat dari pemenuhan kebutuhan dalam negeri dari produk impor.

Padahal, lanjutnya, Indonesia mengalami defisit perdagangan sehingga perlu meningkatkan aktivitas ekspor yang bertumpu pada bahan baku lokal. Selama ini pengiriman bahan baku Indonesia lebih banyak mengarah ke Jepang dan Amerika Serikat.

"Akibat itu sumber daya alam (SDA) kita terbatas, lahan-lahan produktif kita semakin terbatas. Ketergantungan juga memperparah defisit neraca perdagangan, ini adalah menjerumuskan Indonesia yang terus memperparah defisit neraca perdagangan, nantinya juga berdampak pada defisit neraca keuangan yang ada di Indonesia," jelasnya.

Menurut "Semua formula yang dilakukan pemerintah selama ini, baik kebijakan maupun paket terus memperburuk keadaan ekonomi Indonesia. Pemerintah terus menerus jatuh kelubang yang sama dan dalam. Tidak bisa memperbaiki keadaan yang saat ini terjadi," cetus Riza. (Dis/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.