Sukses

Tahun Depan RI Harus Bayar Utang US$ 36,7 miliar

BI mencatat Utang Luar Negeri Indonesia pada Juli 2013 tercatat naik 7,3% dari periode yang sama tahun lalu menjadi US$ 259,54 miliar

Indonesia dalam jangka waktu satu tahun ke depan harus melunasi utang luar negeri sebesar US$ 36,7 miliar. Tagihan tersebut merupakan jumlah sisa utang Indonesia dalam jangka pendek atau kurang dari 1 tahun dari data terakhir Bank Indonesia per Juli 2013.

"Utang luar negeri yang jatuh tempo tahun ini itu kan berarti kurang dari satu tahun kan, ya segitu. Data terakhir bulan Juli 2013 berarti bulan Juli 2014 kita harus bayar itu," ungkap Kepala Departemen Statistik Bank Indonesia (BI) Hendy Sulistiowaty saat berbincang dengan wartawan di Gedung Bank Indonesia, Selasa (24/9/2013).

Dari tagihan utang Indonesia tersebut, porsi terbesar berasal dari sektor swasta yang menanggung pinjaman hingga US$ 23,1 miliar. Sementara porsi utang luar negeri pemerintah mencapai US$ 6,6 miliar dan utang luar negeri dari bank sentral senilai US$ 6,9 miliar.

Karena terkait kerahasiaan dari perusahaan dan pemilik utang, BI menegaskan tidak bisa mengungkapkan nama-nama perusahaan yang berutang tersebut. "Kalau kita ungkapkan, itu bahaya," tegasnya.

Dari data BI tercatat perusahan-perusahaan yang mendominasi utang luar negeri berasal dari dua sektor yaitu pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan serta sektor pertambangan dan penggalian.

Sebagai informasi, BI mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Juli 2013 tercatat naik 7,3% dari periode yang sama tahun lalu menjadi US$ 259,54 miliar. Berdasarkan jangka waktu pinjaman, komposisi ULN Indonesia banyak didominasi ULN jangka panjang yaitu sebanyak 82,3% dari total ULN sedangkan sisanya merupakan ULN jangka pendek.

"ULN melambat dibandingkan pertumbuhan pada Juni 2013 sebesar 8,0% year on year," ujar Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs dalam keterangan tertulisnya. (Yas/Shd)
Live dan Produksi VOD