Sukses

Mobil Murah Tak Sejalan dengan Program Irit BBM

Kebijakan mobil murah dan ramah lingkungan dinilai tidak mendukung program konversi dan pengendalian BBM.

Anggota DPR RI Komisi VII Rofi Munawar melihat kebijakan mobil murah dan ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) tidak mendukung program konversi dan pengendalian Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sedang digalakkan pemerintah selama ini.

“Pemerintah selama ini seringkali mengeluarkan kebijakan yang tidak integratif, karena di satu sisi ingin mengendalikan konsumsi BBM namun di sisi lain mengeluarkan kebijakan LCGC yang berpotensi meningkatkan penggunaan BBM bersubsidi,” kata Rofi, di Jakarta, Rabu (25/9/2013).

Munurut dia, jika LCGC tersebut dijanjikan hanya akan menggunakan BBM non subsidi, namun selama tidak ada sistem bawaan yang mencegah konsumen membeli BBM jenis premium maka hanya akan mengakibatkan pembengkakan kuota BBM bersubsidi.

Dari situasi ini terlihat pemerintah cenderung mendorong tumbuhnya industri otomotif tanpa memperhatikan penggunaan energi yang lebih efisien serta tetap ramah lingkungan seperti gas maupun listrik.   

“Pernyataan pemerintah yang menjamin bahwa mobil LCGC ini hanya akan digunakan di luar Jabotabek, disertai aturan memberikan sanksi kepada pengguna yang menggunakan BBM bersubsidi pada realitasnya sangat sulit diimplementasikan. Mengingat selama ini saja dengan jenis kendaraan yang ada, pemerintah secara jelas tidak mampu mengontrol konsumsi BBM bersubsidi," jelas Rofi.

Dia mengungkapkan, jika memang mobil LCGC ini diorientasikan untuk kalangan yang belum memiliki kendaraan maka secara realitas mereka akan tetap memilih menggunakan BBM bersubsidi disesuaikan dengan beban konsumsinya. Pemerintah harus berpikir ulang dalam menerapkan kebijakan ini.

"Karena implikasinya akan sangat luas terhadap sektor energi, transportasi maupun pola konsumsi publik," tutupnya.

Sebagai informasi, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menerbitkan kebijakan mengenai mobil murah dan ramah yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 33/M-IND/PER/7/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau.

Produksi mobil ini diperediksi akan meningkatkan konsumsi BBM dan kemacetan yang terdesentralisasi diluar kota-kota besar. (Fik/Nur)