Sukses

Manusia dan Ternak Bisa Rebutan Gara-gara Pangan

Industri peternakan mengaku membutuhkan pasokan pangan seperti kedelai sebagai pakan ternak.

Melonjaknya harga kedelai ikut mempengaruhi peternakan udang dan ikan. Bungkil kedelai selama ini digunakan kedua peternak tersebut sebagai pengganti tepung ikan yang mahal.

"Kami menggunakan bungkil dari kedelai, ketika kedelai harganya naik sangat menganggu peternak," ujar Ketua Divisi Pakan Udang dan Ikan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Deni Indrajaya di saat konferensi pers di Gedung Pusat Informasi Agrobisnis Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Rabu (25/9/2013).

Deni menegaskan, selama ini ekspor udang telah menjadi kontributor yang cukup besar bagi pemasukan negara. Selain itu, Indonesia termasuk pengekspor udang terbesar di dunia. "Kita pengekspor udang terbesar nomor tiga dunia, agar bisa ekspor tentunya harga pangan jangan mahal," lanjutnya.

Persoalan kenaikan pakan ternak yang yang ikut melonjak seharusnya tidak perlu terjadi jika produksi kedelai lokal bisa ditingkatkan. Gapmmi yakin jika produksi pakan ternak udang dan ikan bisa bisa memasok 70% kebutuhan dalam negeri. para peternak yakin pasokan dari impor tak diperlukan lagi.

Lebih jauh, pelaku usaha juga khawatir kurangnya produksi pangan bakal mengganggu pasokan untuk konsumsi manusia. Hal ini bisa terjadi akibat persaingan konsumsi manusia dengan ternak.

"Pangan kita produksinya baru 0,3% sedangkan pertumbuhan penduduk rentang 2010-2050 penduduk dunia bertambah 2,3 miliar jiwa," tandasnya. (Dny/Shd)