Rencana pemerintah membuat mekanisme pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan menggunakan kartu terus bergulir setelah molornya realisasi penggunaan alat pendeteksi konsumsi BBM (RFID) yang sebelumnya gencar dimunculkan.
Sebagai pengganti, pemerintah berencana menggunakan kartu anjungan tunai mandiri (ATM) atau kartu prepaid untuk pembelian BBM ini. Namun bagaimana jika masyarakat tidak punya kedua kartu tersebut?.
Menurut Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo, rencananya akan disediakan voucher seperti voucher pulsa. Pengendara terlebih dulu membeli voucher tersebut sebelum melakukan pengisian BBM.
"Jadi begini, ini kan cuma mengganti yang sekarang bayar pakai duit, diganti dengan digesek. Dengan ATM boleh, dengan prepaid boleh, atau dengan voucher boleh," ujar dia usai menghadiri pembukaan seminar Pemetaan Kebutuhan dan Peluang Riset pada Industri Migas Indonesia di Gedung Lemigas, Jakarta Selatan, Kamis (26/9/2013).
Dia menjelaskan, hal ini bisa dilakukan asalkan tetap mengacu pada aturan Peraturan Menteri ESDM nomor 1 tahun 2013 soal pelarangan penggunaan BBM bersubdsi bagi kendaraan tertentu.
"Yang tidak punya ATM dan prepaid bisa beli di SPBU asal tetap mengacu pada permen 1 tahun 2013, yang siapa-siapa saja tidak boleh," lanjut dia.
Dia menegaskan, mekanisme ini dibuat bukan untuk mempersulit pengguna BBM bersubsidi tetapi untuk melakukan kontrol atas subsidi yang diberikan pada jenis bahan bakar tersebut.
"Ini hanya untuk memudahkan saja. Sehingga pemerintah dan pertamina bisa tahu yang beli dimasing-masing SPBU itu siapa saja, belinya berapa sehingga bisa mengendalikan subsidi bbm ini," tandas dia. (Dny/Nur)
Sebagai pengganti, pemerintah berencana menggunakan kartu anjungan tunai mandiri (ATM) atau kartu prepaid untuk pembelian BBM ini. Namun bagaimana jika masyarakat tidak punya kedua kartu tersebut?.
Menurut Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo, rencananya akan disediakan voucher seperti voucher pulsa. Pengendara terlebih dulu membeli voucher tersebut sebelum melakukan pengisian BBM.
"Jadi begini, ini kan cuma mengganti yang sekarang bayar pakai duit, diganti dengan digesek. Dengan ATM boleh, dengan prepaid boleh, atau dengan voucher boleh," ujar dia usai menghadiri pembukaan seminar Pemetaan Kebutuhan dan Peluang Riset pada Industri Migas Indonesia di Gedung Lemigas, Jakarta Selatan, Kamis (26/9/2013).
Dia menjelaskan, hal ini bisa dilakukan asalkan tetap mengacu pada aturan Peraturan Menteri ESDM nomor 1 tahun 2013 soal pelarangan penggunaan BBM bersubdsi bagi kendaraan tertentu.
"Yang tidak punya ATM dan prepaid bisa beli di SPBU asal tetap mengacu pada permen 1 tahun 2013, yang siapa-siapa saja tidak boleh," lanjut dia.
Dia menegaskan, mekanisme ini dibuat bukan untuk mempersulit pengguna BBM bersubsidi tetapi untuk melakukan kontrol atas subsidi yang diberikan pada jenis bahan bakar tersebut.
"Ini hanya untuk memudahkan saja. Sehingga pemerintah dan pertamina bisa tahu yang beli dimasing-masing SPBU itu siapa saja, belinya berapa sehingga bisa mengendalikan subsidi bbm ini," tandas dia. (Dny/Nur)