Sukses

Investasi Infrastruktur RI Tiga Kali Lebih Kecil dari China

Kurangnya kapasitas angkutan barang dan tidak terpenuhinya standar teknis pengiriman seringkali dipicu investasi infrastruktur yang rendah.

Kepala lembaga ndependen, Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi, mengungkapkan infrastruktur dan regulasi pemerintah masih menjadi kendala utama pengiriman logistik di tanah air. Hal ini tak terlepas dari pengembangan infrastruktur di Indonesia yang masih sering tersandung rendahnya permodalan.

Sekadar informasi, SCI adalah lembaga independen yang aktif dalam pengkajian, pengembangan, penerapan keilmuan dan wawasan praktis untuk kemajuan bidang logistik dan supply chain di Indonesia.

"Pembiayaan infrastruktur di Indonesia masih lebih rendah dari banyak negara lain," ujar Setijadi saat temu media di acara bertajuk `Pemilihan dan Pengelolaan Armada Pengangkutan Darat untuk Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas Logistik` yang diselenggarakan di Jakarta, Sabtu (28/9/2013).

Dia menjelaskan kurangnya kapasitas angkutan barang dan tidak terpenuhinya standar teknis pengiriman seringkali dipicu investasi infrastruktur yang rendah. Data SCi menunjukan investasi infrastruktur di China terhitung dua kali lipat lebih besar dibandingkan Indonesia.

"Investasi infrastruktur di Indonesia berjumlah 4,5%-5% dari Produk Domestik Bruto atau PDB. Sementara di China, investasi infrastrukturnya bisa berjumlah 9%-11% dari PDB," ungkap Setijadi.

Tak hanya itu. Realisasi belanja modal untuk sektor infrastuktur Indonesia hanya berjumlah Rp 140,2 triliun. Padahal anggaran belanja modal yang dipersiapkan pemerintah mencapai Rp 176,1 triliun. (Sis/Shd)