Sukses

6 Pendorong Terbesar Deflasi September

Indonesia mencatat deflasi sebesar 0,35% pada September ini. Lalu apa saja pendorong penyebab deflasi tersebut?.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan deflasi pada bulan September sebesar 0,35%. Ini merupakan deflasi pertama kali sejak bulan 2013. Lalu apa saja pendorong penyebab deflasi tersebut?

Kepala BPS, Suryamin dalam keterangan persnya di kantor pusat BPS, Jakarta mengungkapkan andil terbesar adalah penurunan harga bawang merah sebesar -38,12% dengan bobot terhadap deflasi sebesar -0,49%.

"Karena stok bawang merah melimpah, panen sudah terjadi. Terjadi penurunan harga bawang merah di 66 kota IHK, tertinggi di Bima sebesar 66%," ujar Suryamin, Senin (1/10/2013).

Kedua, cabai merah dengan andil dalam deflasi -0,12% dan terjadi penurunan harga -19,03%.  Terjadi penurunan 62 kota IHK. Penurunan tertinggi di Gorontalo 44% dan Sibolga 43%.

"Ini karena stok cabai merah cukup, permintaan juga tidak begitu tinggi dibandingkan dengan bulan puasa dan lebaran bulan lalu," kata Suryamin.

Faktor ketiga dari sektor harga tarif angkutan yang sudah mulai menunjukkan penurunan bahkan sudah kembali normal.

Tarif angkutan umum ini memiliki andil deflasi -0,09% dan terjadi perubahan harganya -11,27%, dengan penurunan tarif tertinggi di Cirebon sebesar 44 %.

Adapula pengaruh kelompok cabai. Cabai rawit diungkapkan Suryamin menjadi elemen keempat terbesar yang memberikan angka deflasi di bulan September 2013 ini.

Cabai berperan -0,08% terhadap deflasi dengan perubahan harga -23,48%. Penurunan harga di 60 kota IHK. "Tertinggi di Mataram 55%. Tapi ada 6 kota IHK mengalami kenaikan harga cabe rawit ini, di Loksemawe, Maumere, Kupang, Medan, Aceh dan Dumai," tutur dia.

Elemen kelima telur ayam ras yang memiliki andil dalam deflasi sebesar -0,05% dengan perubahan harga dari agustus 2013 sebesar -5,3%. Ini disebabkan mengingat telur ayam ras saat ini pasokannya cukup banyak. Penurunan harga telur ayam ras terjadi di 54 kota IHK dengan Kabupaten Tegal menjadi yang tertinggi sebsar 16%.

Sedangkan yang terakhir mendorong deflasi adalah sektor tarif angkutan udara. Mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan, pengguna angkutan udara setiap tahun terus meningkat, alhasil mampu memberikan pengaruh terhadap perkembangan Indeks Harga Konsumen.

"Tarif angkutan udara mempunyai andil dalam deflasi -0,05% dengan penurunan harga -4,73%. Permintaan jasa angkutan udara kembali sudah normal setelah bulan lalu terjadi lonjakan sebelum dan sesudah hari Raya Lebaran," papar Suryamin.

Dia menjelaskan penurunan tarif angkutan udara ini terjadi di 24 kota IHK dengan penurunan terbesar di Pangkal Pinang sampai 48%. (Yas/Nur)
  • BPS atau Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

    BPS

  • Deflasi

Video Terkini