Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan mobil listrik lebih baik daripada mobil murah dan ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC). Kenapa?
Dahlan berpendapat, mobil listrik lebih baik karena tidak menggunakan bahan bakar minyak (BBMO dan hal itu dinilainya tidak akan mempersulit perekonomian negara. Pasalnya selama ini Indonesia masih mengimpor minyak dan BBM untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
"Mobil bensin akan membuat perekonomian negara sulit karena subsidi BBM yang terus meningkat,"ungkapnya saat dihubungi Liputan6.com seperti ditulis Jumat (4/10/2013).
Tidak hanya itu, Dahlan menilai mobil LCGC yang masih berbahan bakar minyak merupakan salah satu elemen yang menjadi biang polusi udara, sehingga tak layak juga disebut mobil yang ramah lingkungan. "Juga membuat polusi yang kian berat yang akan meningkatkan biaya pengobatan,"tegasnya.
Berbeda dengan mobil listrik yang orang nomor 1 di Kementrian BUMN ini menjadi pelopornya. Mobil yang berdaya gerak bersumber dari baterai yang mampu menyimpan listrik ini mampu memberikan kenyamanan bagi masyarakat.
"Sedang mobil listrik tidak akan memakan subsidi negara dan membuat manusia bisa mendapat udara yang segar tanpa asap sama sekali,"jelas Dahlan.
Sekadar informasi, demi memamerkan produk awal mobil listrik karya anak bangsa ini dan menunjukkan potensi Sumber Daya Manusia Indonesia, Dahlan telah memboyong setidaknya 16 mobil listrik dalam perhelatan APEC di Nusa Dua, Bali.
Mobil listrik ini nantinya akan digunakan para pejabat negara yang tak membawa mobil dinasnya dari negara asal. Mobil yang diboyong Dahlan mulai dari tipe Bus, Alphard dan mobil sportnya yang dinamakan Selo. (Yas/Ndw)
Dahlan berpendapat, mobil listrik lebih baik karena tidak menggunakan bahan bakar minyak (BBMO dan hal itu dinilainya tidak akan mempersulit perekonomian negara. Pasalnya selama ini Indonesia masih mengimpor minyak dan BBM untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
"Mobil bensin akan membuat perekonomian negara sulit karena subsidi BBM yang terus meningkat,"ungkapnya saat dihubungi Liputan6.com seperti ditulis Jumat (4/10/2013).
Tidak hanya itu, Dahlan menilai mobil LCGC yang masih berbahan bakar minyak merupakan salah satu elemen yang menjadi biang polusi udara, sehingga tak layak juga disebut mobil yang ramah lingkungan. "Juga membuat polusi yang kian berat yang akan meningkatkan biaya pengobatan,"tegasnya.
Berbeda dengan mobil listrik yang orang nomor 1 di Kementrian BUMN ini menjadi pelopornya. Mobil yang berdaya gerak bersumber dari baterai yang mampu menyimpan listrik ini mampu memberikan kenyamanan bagi masyarakat.
"Sedang mobil listrik tidak akan memakan subsidi negara dan membuat manusia bisa mendapat udara yang segar tanpa asap sama sekali,"jelas Dahlan.
Sekadar informasi, demi memamerkan produk awal mobil listrik karya anak bangsa ini dan menunjukkan potensi Sumber Daya Manusia Indonesia, Dahlan telah memboyong setidaknya 16 mobil listrik dalam perhelatan APEC di Nusa Dua, Bali.
Mobil listrik ini nantinya akan digunakan para pejabat negara yang tak membawa mobil dinasnya dari negara asal. Mobil yang diboyong Dahlan mulai dari tipe Bus, Alphard dan mobil sportnya yang dinamakan Selo. (Yas/Ndw)