Kabar tak sedap yang melanda Amerika Serikat (AS) karena krisis anggaran sehingga menyebabkan penolakan kucuran dana bagi Kementerian setempat membuat Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) merasa prihatin.
Kepala BKPM, Mahendra Siregar mengungkapkan, shutdown anggaran dari parlemen AS menimbulkan ketidakpastian berinvestasi bagi para investor.
"Misalnya saja berapa lama hal itu (shutdown) akan terjadi. Lalu apakah shutdown beberapa ini akan masuk menjadi isu yang akan dibahas lebih serius lagi, dan sebagainya. Karena banyak ketidakpastian soal shutdown," kata dia usai peluncuran kendaraan go green di Nusa Dua, Bali, Jumat (4/10/2013).
Menurut dia, masalah shutdown merupakan urusan AS yang harus segera diselesaikan supaya tidak menimbulkan ketidakpastian secara berkepanjangan.
"Biarlah menjadi urusan AS, kongres dan masyarakat untuk menyelesaikan masalahnya. Mari kita berharap dan berdoa supaya mereka (AS) bisa menuntaskan urusan mereka sehingga ketidakpastian jangan terus menerus," tambah dia.
Di sisi lain, Mahendra bilang, investor justru akan mencari tempat (negara) yang mampu memberikan kepastian berinvestasu, baik dalam hal politik, keamanan dan sebagainya.
"Ini yang juga menjadi perhatian semua anggota APEC. Yang jelas, sikap Indonesia berharap yang terbaik bagi AS untuk menyelesaikan masalahnya," jelasnya. (Fik/Sis/Nur)
Kepala BKPM, Mahendra Siregar mengungkapkan, shutdown anggaran dari parlemen AS menimbulkan ketidakpastian berinvestasi bagi para investor.
"Misalnya saja berapa lama hal itu (shutdown) akan terjadi. Lalu apakah shutdown beberapa ini akan masuk menjadi isu yang akan dibahas lebih serius lagi, dan sebagainya. Karena banyak ketidakpastian soal shutdown," kata dia usai peluncuran kendaraan go green di Nusa Dua, Bali, Jumat (4/10/2013).
Menurut dia, masalah shutdown merupakan urusan AS yang harus segera diselesaikan supaya tidak menimbulkan ketidakpastian secara berkepanjangan.
"Biarlah menjadi urusan AS, kongres dan masyarakat untuk menyelesaikan masalahnya. Mari kita berharap dan berdoa supaya mereka (AS) bisa menuntaskan urusan mereka sehingga ketidakpastian jangan terus menerus," tambah dia.
Di sisi lain, Mahendra bilang, investor justru akan mencari tempat (negara) yang mampu memberikan kepastian berinvestasu, baik dalam hal politik, keamanan dan sebagainya.
"Ini yang juga menjadi perhatian semua anggota APEC. Yang jelas, sikap Indonesia berharap yang terbaik bagi AS untuk menyelesaikan masalahnya," jelasnya. (Fik/Sis/Nur)