Eike Batista, pria asal Brazil ini pernah tercatat sebagai orang terkaya ke-8 dunia pada 2012. Saat itu, Batista mengantongi kekayaan sebesar US$ 34,5 miliar atau setara Rp 392,6 triliun (kurs: Rp 11.381 per dolar AS).
Dalam setahun, Batista dinyatakan bangkrut. Dia tak hanya kehilangan uangnya, tapi juga memiliki sejumlah utang yang harus dibayar. Kenapa hal itu bisa terjadi? Yuk simak kisah berikut ini.
Seperti dikutip dari Business Week, Sabtu (5/10/2013), Batista lahir di Governador Valadares, sebuah kota berpenduduk sekitar 260 ribu di Brazil, tetapi menghabiskan masa remaja di Eropa bersama keluarganya.
Pada awal 2012, dirinya telah memiliki lima perusahaan publik dan tengah merampungkan perusahaan keenamnya. Seluruh perusahannya itu, ia kelola di bawah induk perusahaan yang dinamakan EBX Group.
Kekayaan orang ini pada tahun lalu, bahkan melebihi kekayaan beberapa orang petinggi di negaranya yaitu Presiden Dilma Rouseff, Gubernur Rio Sergio Cabral dan Menteri Pertambangan dan Energi Edison Labao.
Batista saat itu memiliki beberapa proyek besar di Amerika. Salah satunya pembangunan pelabuhan Acu yang digadang-gadang akan menjadi pelabuhan terbesar di Amerika. Dia juga memiliki saham penuh di OGX Petroloe Gas, perusahaan independen pertama yang mampu memproduksi minyak dan gas di lepas pantai.
Sebelumnya pada 2007, Batista membeli sebuah kapal pesiar sepanjang 177 kaki yang kemudian dia modifikasi menjadi sebuah kapal pesiar sangat megah yang selalu dijadikan tempatnya untuk bersenang senang.
Namun sayangnya, semua itu hancur karena Batista terus bertahan dengan sifat keangkuhan dan pemikiran magisnya. Dia juga senang menghambur-hamburkan uangnya. Kini Batista berbalik menjadi orang yang menelan kebangkrutan paling besar dalam sejarah Brazil.
Ekonomi Brazil yang melambat pada 2012 kurang begitu diperhatikan Batista. Pada Juni 2012, OGX mengumumkan hanya mampu memproduksi kurang dari setengah dari kapasitas sebelumnya.
Akhirnya pada 1 oktober 2012, OGX tidak membayar US$ 45 juta bunga dari utang obligasinya. Batista terlihat juga telah menjual pesawat dan helikopternya. Kapal Pesiar yang super megahnya pun kini sudah tidak ditambatkan di pelabuhan di Rio de Jeneiro. Seorang broker kapal dari negeri Arab telah berhasil mengambil alih kepemilikan kapal tersebut.
Tidak hanya itu, sebuah regulator sekuritas di Brazil juga menemukan Batista menjual 126,7 juta lembar saham OGX. Dengan begitu, kemungkinan OGX akan berhenti memompa minyak tahun depan. Sementara EBX Group telah menjadi milik sebuah perusahaan Asal Abu Dhabi.
Kini dia tidak lagi masuk dalam daftar orang terkaya dan telah menjadi bahan lelucon di Brazil. Saat dikonfimasi, Batista masih enggan mengomentari terkait hal itu. Dia menghabiskan beberapa bulan terakhir dengan kesedihan dan penuh ratapan. Bahkan dirinya tak mengira hidupnya bakal berubah 180 derajat!
Namun pada September lalu, dengan percaya diri Batista mengatakan pada Wall Street Journal bahwa dirinya akan kembali sukses di masa mendatang dengan mengambil contoh Elon Musk pendiri PayPal (EBAY ) dan pembuat mobil listrik Tesla Motors ( TSLA ) yang juga pernah jatuh. (Yas/Ndw)
Dalam setahun, Batista dinyatakan bangkrut. Dia tak hanya kehilangan uangnya, tapi juga memiliki sejumlah utang yang harus dibayar. Kenapa hal itu bisa terjadi? Yuk simak kisah berikut ini.
Seperti dikutip dari Business Week, Sabtu (5/10/2013), Batista lahir di Governador Valadares, sebuah kota berpenduduk sekitar 260 ribu di Brazil, tetapi menghabiskan masa remaja di Eropa bersama keluarganya.
Pada awal 2012, dirinya telah memiliki lima perusahaan publik dan tengah merampungkan perusahaan keenamnya. Seluruh perusahannya itu, ia kelola di bawah induk perusahaan yang dinamakan EBX Group.
Kekayaan orang ini pada tahun lalu, bahkan melebihi kekayaan beberapa orang petinggi di negaranya yaitu Presiden Dilma Rouseff, Gubernur Rio Sergio Cabral dan Menteri Pertambangan dan Energi Edison Labao.
Batista saat itu memiliki beberapa proyek besar di Amerika. Salah satunya pembangunan pelabuhan Acu yang digadang-gadang akan menjadi pelabuhan terbesar di Amerika. Dia juga memiliki saham penuh di OGX Petroloe Gas, perusahaan independen pertama yang mampu memproduksi minyak dan gas di lepas pantai.
Sebelumnya pada 2007, Batista membeli sebuah kapal pesiar sepanjang 177 kaki yang kemudian dia modifikasi menjadi sebuah kapal pesiar sangat megah yang selalu dijadikan tempatnya untuk bersenang senang.
Namun sayangnya, semua itu hancur karena Batista terus bertahan dengan sifat keangkuhan dan pemikiran magisnya. Dia juga senang menghambur-hamburkan uangnya. Kini Batista berbalik menjadi orang yang menelan kebangkrutan paling besar dalam sejarah Brazil.
Ekonomi Brazil yang melambat pada 2012 kurang begitu diperhatikan Batista. Pada Juni 2012, OGX mengumumkan hanya mampu memproduksi kurang dari setengah dari kapasitas sebelumnya.
Akhirnya pada 1 oktober 2012, OGX tidak membayar US$ 45 juta bunga dari utang obligasinya. Batista terlihat juga telah menjual pesawat dan helikopternya. Kapal Pesiar yang super megahnya pun kini sudah tidak ditambatkan di pelabuhan di Rio de Jeneiro. Seorang broker kapal dari negeri Arab telah berhasil mengambil alih kepemilikan kapal tersebut.
Tidak hanya itu, sebuah regulator sekuritas di Brazil juga menemukan Batista menjual 126,7 juta lembar saham OGX. Dengan begitu, kemungkinan OGX akan berhenti memompa minyak tahun depan. Sementara EBX Group telah menjadi milik sebuah perusahaan Asal Abu Dhabi.
Kini dia tidak lagi masuk dalam daftar orang terkaya dan telah menjadi bahan lelucon di Brazil. Saat dikonfimasi, Batista masih enggan mengomentari terkait hal itu. Dia menghabiskan beberapa bulan terakhir dengan kesedihan dan penuh ratapan. Bahkan dirinya tak mengira hidupnya bakal berubah 180 derajat!
Namun pada September lalu, dengan percaya diri Batista mengatakan pada Wall Street Journal bahwa dirinya akan kembali sukses di masa mendatang dengan mengambil contoh Elon Musk pendiri PayPal (EBAY ) dan pembuat mobil listrik Tesla Motors ( TSLA ) yang juga pernah jatuh. (Yas/Ndw)