Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi mengatakan, penghentian sementara aktivitas pemerintahan Amerika Serikat (AS) alias shutdown akibat krisis anggaran dapat berdampak besar bagi perekonomian negara tersebut.
"Kalau itu terjadi terlalu lama, pasti dampaknya besar sekali. AS bisa bangkrut? Tapi saya tidak percaya itu terjadi sampai 17 Oktober ini," ujarnya di Jimbaran, Bali, seperti ditulis Minggu (6/10/2013).
Pada saat itu, dia mengatakan, AS memiliki tenggat waktu kewajibab membayar utang. Jika pengajuan plafon utang ditolak, utang-utang AS akan gagal bayar alias default pada pertengahan Oktober. "Surat utang (bonds) dia (AS) tidak laku lagi, karena dia tidak bisa bayar utang," ucapnya.
Seperti diketahui, masyarakat dunia cukup terhentak mendengar kabar AS yang melakukan 'shutdown` alias pemerintah lumpuh karena tak punya anggaran.
Artinya, negara ini menutup seluruh pelayanan publik, kecuali sektor penting seperti kesehatan dan keamanan.
Sebanyak 800 ribu pekerja yang tersebar pada pelayanan publik yang tak sensitif, seperti museum dan taman nasional harus rehat bekerja sejenak dan tidak digaji. (Fik/Igw)
"Kalau itu terjadi terlalu lama, pasti dampaknya besar sekali. AS bisa bangkrut? Tapi saya tidak percaya itu terjadi sampai 17 Oktober ini," ujarnya di Jimbaran, Bali, seperti ditulis Minggu (6/10/2013).
Pada saat itu, dia mengatakan, AS memiliki tenggat waktu kewajibab membayar utang. Jika pengajuan plafon utang ditolak, utang-utang AS akan gagal bayar alias default pada pertengahan Oktober. "Surat utang (bonds) dia (AS) tidak laku lagi, karena dia tidak bisa bayar utang," ucapnya.
Seperti diketahui, masyarakat dunia cukup terhentak mendengar kabar AS yang melakukan 'shutdown` alias pemerintah lumpuh karena tak punya anggaran.
Artinya, negara ini menutup seluruh pelayanan publik, kecuali sektor penting seperti kesehatan dan keamanan.
Sebanyak 800 ribu pekerja yang tersebar pada pelayanan publik yang tak sensitif, seperti museum dan taman nasional harus rehat bekerja sejenak dan tidak digaji. (Fik/Igw)