Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan bahwa investasi di Indonesia merupakan hal yang berbahaya karena dapat menimbulkan kecanduan.
"Berinvestasi di Indonesia adalah hal yang berbahaya karena menyebabkan kecanduan," ujarnya di acara APEC di Bali International Convention Center (BICC) seperti ditulis Minggu (6/10/2013).
Chatib menegaskan, selama Indonesia memiliki permintaan yang kuat, potensi pasar dan peluang yang sangat besar. Bahkan dibandingkan dengan negara-negara G-20 lainnya, Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi.
"Kondisi ekonomi di Indonesia masih sangat menjanjikan," ujarnya.
Sepanjang tahun, pemerintah telah menerapkan tiga kebijakan strategis untuk dapat bertahan tanpa dana stimulus seperti yang dilakukan AS. Pertama adalah kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Juni lalu yang dibarengi dengan pemberian dana bantuan langsung sementara pada masyarakat. Sementara yang kedua dilakukan pemerintah adalah reformasi struktural.
"Diantaranya sejumlah kebijakan perdagangan, Daftar Negatif Investasi (DNI) yang pro investasi dan penigkatan pasokan sudah kami terapkan," jelaskan.
Berikutnya yang tidak kalah penting untuk menguatkan ketahanan ekonomi Indonesia sebagai lahan investasi adalah kualitas sumber daya manusia. Faktor ini dapat ditingkatkan lewan insentif pemerintah dan pendidikan. Namun secara keseluruhan, Indonesia masih menjadi tempat investasi yang menjanjikan. (Sis/Igw)
"Berinvestasi di Indonesia adalah hal yang berbahaya karena menyebabkan kecanduan," ujarnya di acara APEC di Bali International Convention Center (BICC) seperti ditulis Minggu (6/10/2013).
Chatib menegaskan, selama Indonesia memiliki permintaan yang kuat, potensi pasar dan peluang yang sangat besar. Bahkan dibandingkan dengan negara-negara G-20 lainnya, Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi.
"Kondisi ekonomi di Indonesia masih sangat menjanjikan," ujarnya.
Sepanjang tahun, pemerintah telah menerapkan tiga kebijakan strategis untuk dapat bertahan tanpa dana stimulus seperti yang dilakukan AS. Pertama adalah kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Juni lalu yang dibarengi dengan pemberian dana bantuan langsung sementara pada masyarakat. Sementara yang kedua dilakukan pemerintah adalah reformasi struktural.
"Diantaranya sejumlah kebijakan perdagangan, Daftar Negatif Investasi (DNI) yang pro investasi dan penigkatan pasokan sudah kami terapkan," jelaskan.
Berikutnya yang tidak kalah penting untuk menguatkan ketahanan ekonomi Indonesia sebagai lahan investasi adalah kualitas sumber daya manusia. Faktor ini dapat ditingkatkan lewan insentif pemerintah dan pendidikan. Namun secara keseluruhan, Indonesia masih menjadi tempat investasi yang menjanjikan. (Sis/Igw)