Penyakit korupsi bukan saja terjadi di Indonesia. Filipina bahkan pernah ngetop dan menjadi sorotan dunia akibat maraknya kasus korupsi.
"Filipina punya sejarah korupsi dan tidak transparan, sampai-sampai pemerintah sangat sulit mencegahnya dan akhirnya kesulitan untuk mengentaskan kemiskinan," kata dia saat ditemui di acara CEO Summit, Nusa Dua Bali, Minggu (6/10/2013).
Persoalan korupsi, lanjut dia, merupakan tugas menantang dari seluruh elemen, baik pemerintahan hingga ke masyarakat. Sehingga membutuhkan pendekatan secara menyeluruh kepada para anggota parlemen dan rakyat.
"Jika ini berhasil dilakukan, kita akan bisa mencapai pertumbuhan secara inklusif, asalkan kita percaya dapat menjalankan langkah-langkah tersebut," paparnya.
Sekadar informasi, kasus korupsi di Filipina pernah menjerat orang nomor satu pertama di negara tersebut, yakni Joseph Estrada yang menjabat sebagai Pesiden sejak 1998 sampai 2001.
Menurut Global Laporan Internasional Korupsi 2004, Estrada adalah kepala negara paling korup di posisi 10 di dunia. Dia diperkirakan menggelapkan dana sekitar US$ 78-80 juta. (Fik/Igw)
"Filipina punya sejarah korupsi dan tidak transparan, sampai-sampai pemerintah sangat sulit mencegahnya dan akhirnya kesulitan untuk mengentaskan kemiskinan," kata dia saat ditemui di acara CEO Summit, Nusa Dua Bali, Minggu (6/10/2013).
Persoalan korupsi, lanjut dia, merupakan tugas menantang dari seluruh elemen, baik pemerintahan hingga ke masyarakat. Sehingga membutuhkan pendekatan secara menyeluruh kepada para anggota parlemen dan rakyat.
"Jika ini berhasil dilakukan, kita akan bisa mencapai pertumbuhan secara inklusif, asalkan kita percaya dapat menjalankan langkah-langkah tersebut," paparnya.
Sekadar informasi, kasus korupsi di Filipina pernah menjerat orang nomor satu pertama di negara tersebut, yakni Joseph Estrada yang menjabat sebagai Pesiden sejak 1998 sampai 2001.
Menurut Global Laporan Internasional Korupsi 2004, Estrada adalah kepala negara paling korup di posisi 10 di dunia. Dia diperkirakan menggelapkan dana sekitar US$ 78-80 juta. (Fik/Igw)