Bank Dunia mengingatkan Indonesia untuk tetap mengawasi program hilirisasi pada 2014 mengingat harga komoditas yang diperkirakan belum akan mengalami kenaikan signifikan.
"Kinerja ekspor Indonesia sangat tergantung harga komoditas dunia," kata Ekonom Utama Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Bert Hofman dalam konferensi ulasan Perekonomian Asia Timur, Senin (7/10/2013).
Hofman menjelaskan ekspor komoditas Indonesia selama ini didominasi 60% produk sumber daya alam (SDA). Untuk itu, pemerintah harus membenahi peraturan menyangkut ekspor komoditas tersebut.
"Saya juga yakin pembangunan infrastruktur sangat penting dilakukan," tuturnya.
Dengan munculnya rencana penarikan program stimulus (quantitative easing) oleh pemerintah Amerika Serikat, Bank Dunia mengingatkan gejolak di pasar saham dan depresiasi mata uang akan merugikan negara-negara yang selama ini tergantung kepada pemodal asing dalam sistem keuangannya.
Bank Dunia mengimbau kepada negara-negara tersebut untuk mengurangi ketergantungan jangka pendek terhadap utang dalam mata uang asing, menerima nilai tukar mata uang yang lebih rendah ketika pertumbuhan dibawah potensi, dan membangun kebijakan penyangga untuk membantu beberapa negara untuk memepersiapkan diri mereka.
"Dampak dari tapering terhadap arus modal di kawasan juga dapat terpengaruh oleh Abenomics, strategi baru Jepang untuk menghidupkan kembali pertumbuhan, yang dapat meningkatkan investasi di Kawasan," ungkapnya.(Pew/Shd)
"Kinerja ekspor Indonesia sangat tergantung harga komoditas dunia," kata Ekonom Utama Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Bert Hofman dalam konferensi ulasan Perekonomian Asia Timur, Senin (7/10/2013).
Hofman menjelaskan ekspor komoditas Indonesia selama ini didominasi 60% produk sumber daya alam (SDA). Untuk itu, pemerintah harus membenahi peraturan menyangkut ekspor komoditas tersebut.
"Saya juga yakin pembangunan infrastruktur sangat penting dilakukan," tuturnya.
Dengan munculnya rencana penarikan program stimulus (quantitative easing) oleh pemerintah Amerika Serikat, Bank Dunia mengingatkan gejolak di pasar saham dan depresiasi mata uang akan merugikan negara-negara yang selama ini tergantung kepada pemodal asing dalam sistem keuangannya.
Bank Dunia mengimbau kepada negara-negara tersebut untuk mengurangi ketergantungan jangka pendek terhadap utang dalam mata uang asing, menerima nilai tukar mata uang yang lebih rendah ketika pertumbuhan dibawah potensi, dan membangun kebijakan penyangga untuk membantu beberapa negara untuk memepersiapkan diri mereka.
"Dampak dari tapering terhadap arus modal di kawasan juga dapat terpengaruh oleh Abenomics, strategi baru Jepang untuk menghidupkan kembali pertumbuhan, yang dapat meningkatkan investasi di Kawasan," ungkapnya.(Pew/Shd)