Sukses

Kabar Positif Cadangan Devisa RI Terganggu Isu AS

"Ini baik bagi kita dan memberikan sentimen positif. Tapi tapering off Quantitative Easing (QE) di AS masih membuat pasar wait & see,"

Cadangan devisa (Cadev) Indonesia bertambah sebesar US$ 2,7 miliar pada akhir September 2013 dianggap sebagai sentimen positif bagi para investor. Namun yang menjadi batu sandungan adalah belum pulihnya perekonomian dunia yang mengakibatkan perlambatan pertumbuhan.

Bank Indonesia (BI) dalam laporannya mengumumkan posisi Cadev pada akhir September 2013 meningkat sebesar US$ 2,7 miliar ke level US$ 95,7 miliar. Sebelumnya posisi Cadev berada di level US$ 93 miliar.

"Ini (penambahan Cadev) baik bagi kita dan memberikan sentimen positif. Tapi tapering off Quantitative Easing (QE) di AS masih membuat para pelaku pasar wait and see," kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa disela Pertemuan KTT APEC 2013 di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10/2013).

Pemerintah, lanjut Hatta, selama ini  berusaha menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia sesuai dengan proyeksi. Meski diakui telah terjadi revisi lebih rendah dari target sebelumnya sekitar 6,2%-6,3%.

"Makanya kami bertekad untuk mengendalikan inflasi supaya bisa mengejar target di bawah 9%. Caranya dengan menjaga volatile food dan menjaga supply serta demand," ucapnya.

Sementara itu, Hatta juga menyoroti persoalan neraca perdagangan Indonesia yang mengalami perbaikan setelah empat bulan terakhir terus defisit. Laju ekspor-impor pada Agustus mencatat surplus sebesar US$ 132,4 juta.

"Dalam neraca perdagangan tidak hanya non migas yang surplus, tapi juga migas dan tren ini akan kami pertahankan. Karena konsen kami saat ini adalah mengurangi defisit neraca transaksi berjalan supaya memberikan sentimen positif baik pada rupiah maupun pasar keuangan," pungkas dia.

Seperti diketahui, surplus nilai perdagangan Indonesia pada bulan ini dipicu oleh surplus pada komoditas Non-Migas sebesar US$ 1,03 miliar. Sementara komoditas Migas tercatat masih mengalami defisit senilai US$ 0,9 miliar.

Tak hanya dari sisi nilai perdagangan, volume perdagangan non Migas juga mengalami surplus US$ 43,37 juta ton sedangkan Migas mengalami defisit 0,26 juta ton. (Fik/Shd)