Sukses

Shutdown 2 Minggu, Ekonomi AS Melambat 0,4%

BI berharap parleman dan pemerintah AS akan mencapai kata sepakat dalam pembahasan debt ceiling pada 17 Oktober mendatang.

Bank Indonesia (BI) mengungkapkan penghentian sementara aktivitas pemerintah federal Amerika Serikat (AS) akibat mandeknya pembahasan anggaran, akan menyebabkan ekonomi negara tersebut semakin lambat. Ekonomi AS bahkan diperkirakan akan turun 0,4% jika shutdown AS tak kunjung usai dalam dua pekan.

Sebagai informasi, shutdown AS telah berlangsung sejak 1 Oktober lalu. Pemerintah dan legislatif AS kembali kan bertemu pada 17 Oktober 2013 untuk membahas batas maksimal utang pemerintah atau debt ceiling.

"Kita melihat bahwa kuartal IV ekonomi Amerika terlambat 2 minggu saja (shuttingdown), dampaknya bisa terjadi 0,4%, tapi kalau 1 bulan, bisa 1,4%," ungkap Agus di Gedung BI, Selasa (8/10/2013).

Pada tahun ini, AS menargetkan pertumbuhan ekonomi kurang lebih sekitar 2%. Dengan adanya kemungkinan turunnya pertumbuhan, ekonomi AS diperkirakan hanya tumbuh sekitar 1,6%.

Agus berharap pembahasan pada 17 Oktober mendatang akan menemukan titik terang. Jika tidak, perlambatan ekonomi AS secara langsung akan berpengaruh terhadap negara-negara emerging market seperti Indonesia. "Melalui jalur perdagangan, atau bentuk inevstasi, tapi juga bisa berdampak pada finansial account," ujarnya.

Pendapat berbeda disampaikan Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo. Menurutnya,  penghentian sementara layanan publik pemerintah AS akan berdampak positif dalam jangka pendek dengan masuknya dana asing ke pasar keuangan domestik.

"(Adanya shutdown) Kecenderungan pertumbuhan ekonomi akan lebih rendah, karena ada penutupan operasi pemerintah AS. Dalam 2 minggu, itu pertumbuhan ekonomi turun 0,4 persen, sebulan turun 1,4 persen," kata Pery. (Yas/Shd)