PT Kereta Api Indonesia (KAI) beberapa waktu lalu membuat gebrakan yang cukup menghebohkan yaitu melakukan penggusuran kios pedagang di sejumlah stasiun yang berada di Jakarta dan sekitarnya.
Aksi bongkar paksa ini tentu mendapatkan perlawanan dari para pedagang yang sudah bertahun-tahun menggantungkan hidupnya dengan berjualan di stasiun tersebut.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan mengatakan, penggusuran pedagang dan bangunan di stasiun kereta merupakan langkah yang tepat demi membuat fasilitas kereta api lebih nyaman.
"Penggusuran pedagang di stasiun sangatlah tepat, karena mereka tidak boleh berdagang di sana. Banyak yang bilang kasihan anak saya, tapi tidak ada jalan keluar. Jangan hanya tidak mau digusur, tapi tidak ada jalan keluar yang baik. Mau nggak rumah Anda ada pedagangan asongan," ujar Jonan ketika ditemui dalam acara bedah buku 'Jonan & Evolusi KAI' di Pusat Kebudayaan Belanda, Jakarta, Rabu (9/10/2013) malam.
Jonan menjelaskan, keberadaan stasiun kereta api sama dengan kantor cabang perbankan. Untuk itu, Jonan tetap meyakini penggusuran yang dilakukan PT KAI sangatlah tepat dan tidak menyalahi aturan yang ada.
"Itu aset kami, aset BUMN juga. Ketika saya suruh pergi dari sana, mereka tidak mau. Kalau saya inginkan, hal itu bisa disebut pidana," tegasnya.
Jonan mengaku aksi penggusuran yang dilakukan PT KAI tidak dilakukan secara tiba-tiba. Perseroan sudah gencar menjalankan sosialisasi kepada para pedagang selama satu tahun lamanya. Sehingga, pedagang bisa mencari tempat lain agar bisa melakukan aktivitas jual beli.
Namun, para pedagang tetap menolak. Mereka tetap ingin berjualan di stasiun. Meski di demo para pedagang, langkah Jonan untuk membersihkan kawasan stasiun tak berhenti.
"Saya di demo terus waktu disaat mau penggusuran, demo yah demo saja, tapi gusur lapak pedagang di stasiun tetap jalan terus. Saya ingin membersihkan rumah sendiri, rumah BUMN juga, jadi saya tidak menggusur," jelas Jonan. (Dis/Ndw)
Aksi bongkar paksa ini tentu mendapatkan perlawanan dari para pedagang yang sudah bertahun-tahun menggantungkan hidupnya dengan berjualan di stasiun tersebut.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan mengatakan, penggusuran pedagang dan bangunan di stasiun kereta merupakan langkah yang tepat demi membuat fasilitas kereta api lebih nyaman.
"Penggusuran pedagang di stasiun sangatlah tepat, karena mereka tidak boleh berdagang di sana. Banyak yang bilang kasihan anak saya, tapi tidak ada jalan keluar. Jangan hanya tidak mau digusur, tapi tidak ada jalan keluar yang baik. Mau nggak rumah Anda ada pedagangan asongan," ujar Jonan ketika ditemui dalam acara bedah buku 'Jonan & Evolusi KAI' di Pusat Kebudayaan Belanda, Jakarta, Rabu (9/10/2013) malam.
Jonan menjelaskan, keberadaan stasiun kereta api sama dengan kantor cabang perbankan. Untuk itu, Jonan tetap meyakini penggusuran yang dilakukan PT KAI sangatlah tepat dan tidak menyalahi aturan yang ada.
"Itu aset kami, aset BUMN juga. Ketika saya suruh pergi dari sana, mereka tidak mau. Kalau saya inginkan, hal itu bisa disebut pidana," tegasnya.
Jonan mengaku aksi penggusuran yang dilakukan PT KAI tidak dilakukan secara tiba-tiba. Perseroan sudah gencar menjalankan sosialisasi kepada para pedagang selama satu tahun lamanya. Sehingga, pedagang bisa mencari tempat lain agar bisa melakukan aktivitas jual beli.
Namun, para pedagang tetap menolak. Mereka tetap ingin berjualan di stasiun. Meski di demo para pedagang, langkah Jonan untuk membersihkan kawasan stasiun tak berhenti.
"Saya di demo terus waktu disaat mau penggusuran, demo yah demo saja, tapi gusur lapak pedagang di stasiun tetap jalan terus. Saya ingin membersihkan rumah sendiri, rumah BUMN juga, jadi saya tidak menggusur," jelas Jonan. (Dis/Ndw)