Sukses

RI Pasti Kalah dari China dan India, Dalam Hal Apa Ya?

"Bagaimana mau bisa bersaing, kalau hampir 90% bahan baku masih didatangkan dari luar negeri."

‪PT Indofarma Tbk (INAF) mengaku bila industri farmasi Indonesia masih belum bisa bersaing di kancah perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015. Pasalnya industri farmasi dalam negeri sangat tertinggal jauh dengan China dan India.

Menurut Direktur Keuangan Indofarma, John Sebayang, Indonesia masih bergantung terhadap bahan baku obat dari luar negeri, termasuk Cina. Inilah yang membuat industri farmasi di tanah air belum siap bersaing dengan negara-negara lain.

"Bagaimana mau bisa bersaing, kalau hampir 90% bahan baku masih didatangkan dari luar negeri. India dan China punya bahan baku sendiri, susahnya di masalah itu," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Jumat (11/10/2013).

Dengan bahan baku yang berasal dari dalam negeri, lanjutnya, membuat harga jual obat di China sangat murah. Sementara Indonesia masih selalu bergantung pada bahan baku negara tersebut.

"Industri farmasi di Cina skalanya dari perusahaan besar sampai industri rumah tangga, jadi harganya bisa murah sekali. Sedangkan India juga sudah mulai serius bermain di Indonesia dan kita tidak mungkin lawan mereka," paparnya.

Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) Aris Yunanto lebih menilai ketidaksiapan industri farmasi di pasar bebas ASEAN karena masih mengandalkan teknologi maupun resep obat dari luar negeri.

"Jadi kita pakai resep obat yang sudah dipatenkan dari luar negeri dan kita tinggal bayar royaltinya, contohnya amoksisilin," ujarnya.

Di samping itu, tambah dia, mayoritas perusahaan farmasi yang ada di Indonesia merupakan perusahaan asing, di mana produksi obat-obatnya telah dikenal oleh masyarakat luas di negeri ini. (Fik/Ndw)
Video Terkini