Sukses

Jadi Pembeli Surat Utang Terbesar AS, China Kelimpungan

Data ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan China memiliki dana US$ 1,3 triliun di Departemen Keuangan negara adidaya tersebut.

Data ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan China memiliki dana US$ 1,3 triliun di Departemen Keuangan negara adidaya tersebut. Angka tersebut membuat China menjadi negara asing pemegang terbesar surat utang AS.

Awal pekan ini wakil menteri keuangan Zhu Guangyao mengingatkan, pengumuman terkait peningkatan batas utang AS sudah sangat dekat yaitu pada 17 Oktober mendatang. Dia mendesak AS untuk memastikan keamanan investasi China di negaranya.

Sementara itu, pada sebuah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan China tengah mengawasi putusan politk di Washington tersebut dengan sangat ketat.

Para pejabat di China menyuarakan kekhawatirannya terkait kebuntuan fiskal yang dialami AS. Warga China juga ikut menjadi cemas akan adanya kebangkrutan akibat utang AS.

Sementara itu, pemerintah China mendapat banyak kritik keras dari warganya terkait keputusan investasi di AS yang diambilnya.

Pekan ini, frustasi tak hanya melanda Washington, tapi media online Beijing juga ramai menyuarakan aspirasi terkait masalah fiskal AS tersebut.

Dalam sosial media, banyak penduduk yang penasaran mengapa China menyimpan terlalu banyak dana investasi di AS.

"Ada apa dengan China?. Anda membeli surat utang (AS), mereka menolak bayar, lalu China bisa apa?," tulis pemilik akun Zhaoge 1982 lewat jejaring sosial.

Pemilik akun Wanwan7 juga turut menyesalkan keputusan investasi China yang terlalu besar.

"China seharusnya tidak membeli terlalu banyak surat utang AS. Pemerintah pikir bisa mengendalikannya, faktanya China merupakan korban sebenarnya," tulis dia di sebuah media sosial.

Meski menerima banyak kritik, sejauh ini, China belum menunjukkan tanda-tanda akan menjual surat utang AS yang dimilikinya. (Sis/Nur)