Meski tercatat sebagai Negara Adidaya, Amerika tetap tak bisa lepas utang. Pendiri perusahaan pengelolaan kekayaan Ritholtz Wealth Management, Josh Brown, baru-baru ini mengunggah gambar berisi informasi tempat Amerika Serikat (AS) menaruh utangnya.
Negara adidaya tersebut saat ini tengah morat-marit menghadapi utang yang telah melewati batas standar sebesar US$ 16,8 triliun.
Sementara itu, saat ini Presiden AS Barrack Obama terus gencar melakukan negosiasi dengan pihak parlemen dari Partai Republik untuk menghadapi keputusan pagu utang yang akan diumumkan pada 17 Oktober mendatang.
Dalam pertemuan yang dilakukan Kamis (10/10/2013) kemarin, delegasi dari Partai Republik menawarkan perpanjangan batas pagu utang AS selama beberapa minggu ke depan. Hingga saat ini belum ada kepastian apakah Obama menyetujuinya atau tidak.
Sejak 1 Oktober lalu, AS harus menghadapi berbagai persoalan ekonomi termasuk penghentian operasional pemerintah (shutdown government) sementara.
Di sisi lain, hasil negosiasi Obama dengan partai Republik yang rencananya akan diumumkan Senin mendatang diharapkan dapat memberikan solusi pada kondisi finansial AS yang tengah goyah tersebut.
Seperti melansir Business Insider, Sabtu (12/10/2013), gambar yang diunggah Brown menunjukkan AS memiliki utang pada negaranya sendiri (domestik) dan utang pada negara-negara lain.
Dari gambar tersebut, China menjadi negara asing pemegang surat utang AS terbesar senilai US$ 1,3 triliun. Menyusul dibawahnya, AS juga tercatat memiliki utang senilai US$ 1,1 triliun pada Jepang.
Namun secara keseluruhan, AS banyak berutang pada lembaga-lembaga, perusahaan, dan perbankan di negaranya sendiri. Berikut adalah tempat-tempat AS menaruh utangnya yang berjumlah US$ 16,8 triliun:
1. Domestik
- Individual, broker, perusahaan dan lainnya sebesar US$ 1 Triliun.
- Sisanya pada pemerintah lokal dan pusat, reksadana, lembaga pengelola dana pensiun, obligasi AS, kredit dan perbankan serta sejumlah perusahaan asuransi.
2. Pemerintah Federal
- The Fed: US$ 2,1 triliun
- Sekuritas sosial: US$ 2,6 triliun
- Federal Retirement and Disability (Lembaga pengelola dana pensiun dan disabilitas AS): US$ 1 triliun
3. Asing
China: US$ 1,3 triliun
Jepang: US$ 1,1 triliun
Negara-negara lain: US$ 2,6 triliun
Pusat perbankan Karibia dan sejumlah negara pengeksportir minyak. (Sis/Nur)
Negara adidaya tersebut saat ini tengah morat-marit menghadapi utang yang telah melewati batas standar sebesar US$ 16,8 triliun.
Sementara itu, saat ini Presiden AS Barrack Obama terus gencar melakukan negosiasi dengan pihak parlemen dari Partai Republik untuk menghadapi keputusan pagu utang yang akan diumumkan pada 17 Oktober mendatang.
Dalam pertemuan yang dilakukan Kamis (10/10/2013) kemarin, delegasi dari Partai Republik menawarkan perpanjangan batas pagu utang AS selama beberapa minggu ke depan. Hingga saat ini belum ada kepastian apakah Obama menyetujuinya atau tidak.
Sejak 1 Oktober lalu, AS harus menghadapi berbagai persoalan ekonomi termasuk penghentian operasional pemerintah (shutdown government) sementara.
Di sisi lain, hasil negosiasi Obama dengan partai Republik yang rencananya akan diumumkan Senin mendatang diharapkan dapat memberikan solusi pada kondisi finansial AS yang tengah goyah tersebut.
Seperti melansir Business Insider, Sabtu (12/10/2013), gambar yang diunggah Brown menunjukkan AS memiliki utang pada negaranya sendiri (domestik) dan utang pada negara-negara lain.
Dari gambar tersebut, China menjadi negara asing pemegang surat utang AS terbesar senilai US$ 1,3 triliun. Menyusul dibawahnya, AS juga tercatat memiliki utang senilai US$ 1,1 triliun pada Jepang.
Namun secara keseluruhan, AS banyak berutang pada lembaga-lembaga, perusahaan, dan perbankan di negaranya sendiri. Berikut adalah tempat-tempat AS menaruh utangnya yang berjumlah US$ 16,8 triliun:
1. Domestik
- Individual, broker, perusahaan dan lainnya sebesar US$ 1 Triliun.
- Sisanya pada pemerintah lokal dan pusat, reksadana, lembaga pengelola dana pensiun, obligasi AS, kredit dan perbankan serta sejumlah perusahaan asuransi.
2. Pemerintah Federal
- The Fed: US$ 2,1 triliun
- Sekuritas sosial: US$ 2,6 triliun
- Federal Retirement and Disability (Lembaga pengelola dana pensiun dan disabilitas AS): US$ 1 triliun
3. Asing
China: US$ 1,3 triliun
Jepang: US$ 1,1 triliun
Negara-negara lain: US$ 2,6 triliun
Pusat perbankan Karibia dan sejumlah negara pengeksportir minyak. (Sis/Nur)