China Cetak Kenaikan Cadangan Devisa

Cadangan devisa China pada kuartal III 2013 mencetak kenaikan tertinggi dalam dua tahun terakhir. Hal itu menandakan upaya pemerintah untuk melindungi pertumbuhan ekonomi dan penarikan dana asing.

the People's Bank of China menyatakan, cadangan mencapai US$ 3,66 triliun pada akhir September 2013. Jumlah itu naik dari angka Juni 2013 sekitar US$ 3,5 triliun. Sejumlah ekonom memperkirakan, rata-rata cadangan sekitar US$ 3,52 triliun.

Data itu menunjukkan upaya Perdana Menteri China, Li Keqiang untuk meningkatkan ekspansi sehingga memicu aliran modal di tengah pasar negara berkembang yang menderita outflow. Dana asing yang keluar dari negara berkembang itu dipicu kekhawatiran bank sentral Amerika Serikat akan mengurangi stimulus moneternya secara bertahap.

Yuan pun menguat dari periode Juli-September. Hal itu menandakan intervensi bank sentral untuk memperlambat kenaikan mata uang.

"Data valuta asing itu mencerminkan status China safe-haven dan menyarankan hot money masuk ke negara selama gejolak pasar," ujar Timothy Condon, ING Groep NV Head of Asia Research Singapore, mengutip dari Bloomberg, Selasa (15/10/2013).

Adapun Yuan menguat ke level terkuat sejak akhir tahun 1993 dengan naik 0,02%. Ekonomi terbesar kedua di dunia ini mungkin akan tumbuh 7,8% pada kuartal terakhir dari periode April-Juni di kisaran 7,5%.

Bank sentral China pun belum memberikan penjelasan mengenai peningkatan cadangan tersebut.

Analis Senior China Merchants Bank Co, Liu Dongliang menuturkan, cadangan devisa China mungkin akan terus tumbuh untuk kuartal selanjutnya. Hal itu akan terjadi sebelum bank sentral Amerika Serikat akan mengurangi program stimulusnya.

Sejumlah ekonom pun mengatakan, mata uang China stabil, surplus transaksi berjalan yang besar dan kondisi keuangan yang kuat dapat membuat China tempat defensif. Hal itu terjadi ketika pasar negara berkembang akan terkena dampak dari rencana pengurangan stimulus moneter Amerika Serikat. (Amh/Igw)