Sukses

10 Negara yang Gagal Bayar Utang (1)

Tak hanya Amerika Serikat, sejumlah negara juga memiliki utang dalam jumlah besar dan harus restrukturisasi utang demi memulihkan ekonominya

Penentuan batas utang Amerika Serikat (AS) yang rencananya diumumkan pada Kamis (17/10/2013) membuat perekonomian negara tersebut bergerak serba tidak pasti.

Bagaimana tidak, sudah dua pekan operasional pemerintahan AS berhenti dan ditutup sementara atau dikenal dengan istilah shutdown.

Namun ini bukan yang pertama kali, sebelumnya beberapa negara juga sempat terlilit utang dan gagal membayarnya. Ingin tahu negara mana sajakah itu?

Seperti mengutip Go Banking Rates, Rabu (16/10/2013), beberapa negara lain pernah memiliki utang dalam jumlah besar dan harus melakukan restrukturisasi utang untuk memulihkan ekonominya.

Sebagian besar negara tersebut melewatkan batas pembayaran utang dan membuat negaranya menderita akibat lilitan utang yang semakin besar.

Contoh saja Venezuela, negara tersebut menderita utang sebesar Us$ 270 juta dan belum selesai dibayar hingga saat ini. Berikut 10 negara yang gagal membayar utangnya:
1. Venezuela 

 Periode: 1998


Pada 1998, Venezuela terlilit utang sebesar US$ 270 juta atas obligasi berdenominasi mata uang domestik yang dipegang oleh para penduduk lokal.

Pembayaran utang dilakukan dengan cepat seminggu setelahnya, tapi karena obligasinya tak memiliki tanggal jatuh tempo maka penundaan pembayaran tersebut dihitung sebagai kebangkrutan.

2. Rusia

Periode: Agustus 1998


Pada Agustus 1998, Rusia melewatkan batas pembayaran tanggungan departemen keuangan lokalnya untuk pertama kali. Negara tersebut juga harus membayar tanggungan atas obligasi devisa MINFIN III.

Hasilnya, Rusia tersebut menderita kebangkrutan besar senilai US$ 72 miliar. Meski demikian, Rusia mampu berdiri kembali setelah merestrukturisasi utangnya.

3. Ukraina 

Periode: September 1998 sampai Januari 2000


Pemerintah Ukraina bangkrut setelah dua kali gagal membayar utangnya dalam kurun waktu kurang dari dua tahun. Kegagalan yang pertama terjadi pada September 1998 saat negara tersebut mengusulkan moraturium jasa pinjaman untuk obligasi yang tidak jelas kepemilikannya.

Ukraina juga hanya setuju untuk membayar utang negara yang teridentifikasi dengan jelas dan mengkonversinya pada mata uang lokal. Langkah ini membuat nilai tukar negaranya melemah.

Sementara itu, kegagalan pembayaran utang yang kedua terjadi pada 2000 saat Kementerian Keuangan Ukraina mengkonfirmasi pihaknya telat membayar obligasi berdenominasi Euro sebesar 16%.

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, negara menawarkan obligasi dengan kupon jangka panjang dan bernilai lebih rendah. Tawaran tersebut disepakati para pemegang saham.

4. Ekuador 

Periode :Agusutus 1999 sampai Desember 2008

Ekuador juga dua kali gagal membayar utangnya. Pertama kali pada 1999 saat negara tidak membayar utangnya yang menyebabkan pelemahan nilai tukar mata uang.

Ekuador harus membayar 90% dari obligasinya setelah gagal melunasi utang sebesar US$ 6,6 miliar. Kedua kali pada 2008, negara tersebut gagal membayar utangnya senilai Us$ 3,2 miliar.

5. Peru 

Periode: September 2000

Pada 2000, Peru memilih untuk tidak membayar bunga utangnya senilai US$ 80 juta atas Brady Bonds karena pemerintahnya tengah berupaya untuk merenegosiasikan pinjaman komersialnya dengan Elliot and Associates.

Telatnya pembayaran tersebut membuat negara akhirnya terbelit utang. Namun Peru berhasil membayar utang tersebut setelah permasalahannya diselesaikan. (Sis/Nur)