Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), Ismed Hasan Putro, mengeluhkan sikap Menteri Pertanian (Mentan) Suswono yang mengungkapkan tidak ada pengusaha yang berminat impor sapi pedet dan betina produktif.
Padahal, menurut dia, RNI sangat siap untuk mengimpor kedua jenis sapi tersebut asal ada izin dan kuota impor bagi perusahaan pelat merah ini. Â
"Kami bicara ini karena Mentan bilang tidak ada pengusaha yang mau impor dan tadi Pak Dahlan Iskan (Menteri BUMN) sudah bicara soal kesiapan kami, tapi Mentan diam saja," ujar dia di Kantor Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (16/10/2013).
  Â
Sayangnya, Ismed mengaku, sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan kuota impor daging sapi meski selama berbulan-bulan telah meminta izin kepada Kementerian terkait.
"Sejak delapan bulan lalu kami sudah minta (kuota) tapi tidak dikasih. Harusnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bisa dimanfaatkan, jangan swasta melulu," tegas dia.
Dia menyebut, RNI siap mengimpor sekitar 1.000 ekor sapi betina produktif, sapi pedet sebanyak 1.500 ekor, sapi bakalan sebanyak 3.000 ekor dan 3.000 ekor untuk sapi siap potong.
"Kami siap berapapun impor, asal birokrasi harus cepat jangan bulat dan banyak persyaratan, apalagi banyak 'meja'," ucap dia.
Ismed mencontohkan, pihaknya mengalami kesulitan dalam memperoleh izin pembangunan Rumah Potong Hewan (RPH) di Subang dan Jati Tujuh oleh Bupati Majalengka.
Saat ini, RNI baru memiliki dua RPH yang berbasis di Jakarta dan Lombok. "Sudah 9 bulan ngurus izin, tapi belum ada kejelasan. Jangan dipersulit lah," tukas dia. (Yas/Nur)
Padahal, menurut dia, RNI sangat siap untuk mengimpor kedua jenis sapi tersebut asal ada izin dan kuota impor bagi perusahaan pelat merah ini. Â
"Kami bicara ini karena Mentan bilang tidak ada pengusaha yang mau impor dan tadi Pak Dahlan Iskan (Menteri BUMN) sudah bicara soal kesiapan kami, tapi Mentan diam saja," ujar dia di Kantor Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (16/10/2013).
  Â
Sayangnya, Ismed mengaku, sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan kuota impor daging sapi meski selama berbulan-bulan telah meminta izin kepada Kementerian terkait.
"Sejak delapan bulan lalu kami sudah minta (kuota) tapi tidak dikasih. Harusnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bisa dimanfaatkan, jangan swasta melulu," tegas dia.
Dia menyebut, RNI siap mengimpor sekitar 1.000 ekor sapi betina produktif, sapi pedet sebanyak 1.500 ekor, sapi bakalan sebanyak 3.000 ekor dan 3.000 ekor untuk sapi siap potong.
"Kami siap berapapun impor, asal birokrasi harus cepat jangan bulat dan banyak persyaratan, apalagi banyak 'meja'," ucap dia.
Ismed mencontohkan, pihaknya mengalami kesulitan dalam memperoleh izin pembangunan Rumah Potong Hewan (RPH) di Subang dan Jati Tujuh oleh Bupati Majalengka.
Saat ini, RNI baru memiliki dua RPH yang berbasis di Jakarta dan Lombok. "Sudah 9 bulan ngurus izin, tapi belum ada kejelasan. Jangan dipersulit lah," tukas dia. (Yas/Nur)