Sukses

10 Negara yang Hobi Memperbudak Pekerjanya

Walk Free Foundation (WFF) merilis daftar negara-negara yang masih memperbudak pekerjanya. Negara mana saja yang menempati posisi 10 besar?

Organisasi global dengan misi mengakhiri perbudakan modern, Walk Free Foundation (WFF) merilis sebuah laporan bertajuk Global Slavery Index yang menunjukkan 162 negara yang masih memperbudak para pekerjanya. Dari 162 negara tersebut, terdapat 10 negara yang menempati posisi teratas dengan kondisi perbudakan paling parah.

Dikutip dari laporan tersebut, Jumat (18/10/2013) perbudakan modern merupakan kegiatan melipatgandakan utang, perceraian paksa, penjualan atau eksploitasi anak, penjualan manusia serta penyiksaan terhadap buruh.

Saat ini, masih banyak orang yang lahir menjadi budak. Hingga dewasa dirinya dipaksa bekerja tanpa bayaran dan tak punya kebebasan menjalani kehidupannya.

Banyak pekerja yang diiming-imingi pendidikan dan pekerjaan baik, kenyataannya mereka hanya dijadikan budak belaka. Kondisi perbudakan terparah ditemukan WFF di wilayah Afrika Barat dan Asia Selatan.

Tak heran, Mauritania yang berasal dari Afrika Barat terkenal dengan perbudakan pekerjanya. Dalam indeks yang dirilis WFF tersebut, negara itu berada di urutan pertama di mana aktivitas memperbudak pekerja sangat biasa terjadi.

Dari 3,8 juta penduduknya, sekitar 140 ribu-160 ribu penduduk Mauritania merupakan korban perbudakan. Perdagangan manusia juga biasa terjadi di negara tersebut. Para pekerjanya bebas diperjualbelikan, disewa bahkan dijadikan hadiah.

Berikut 10 negara dengan tingkat perbudakan paling parah:

1 Mauritania
2 Haiti
3 Pakistan
4 India
5 Nepal
6 Moldova
7 Benin
8 Pulau Gading
9 The Gambia
10 Gabon

(Sis/Ndw)