PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) meraup laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp 1,8 triliun hingga akhir September 2013, atau naik 24% dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,4 triliun.
Direktur Utama BTPN Jerry Ng mengatakan pertumbuhan kinerja ini tidak terlepas dari meningkatnya kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) melalui strategi BTPN yang memadukan misi bisnis dan misi sosial.
“BTPN meyakini, nasabah mass market tidak hanya membutuhkan akses finansial tetapi juga pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas usaha mereka,” kata Jerry Ng dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/10/2013).
Hingga akhir September 2013, penyaluran kredit tumbuh 22% (year-on-year/yoy) menjadi Rp 45,3 triliun pada 30 September 2013. Kenaikan pada sisi intermediasi ini tetap diimbangi dengan penerapan asas kehati-hatian yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) net sebesar 0,37% pada akhir September 2013, lebih rendah dari NPL net akhir September 2012 yang tercatat 0,39%.
Fokus BTPN dalam melayani segmen mass market kian mendapatkan perhatian dan kepercayaan dari masyarakat, yang tercermin dari naiknya dana pihak ketiga (DPK). Melalui BTPN Sinaya, nilai simpanan masyarakat tumbuh 15% (yoy) menjadi Rp 49,03 triliun per 30 September 2013.
Seiring dengan pertumbuhan kredit dan DPK, aset BTPN meningkat 17% (yoy) menjadi Rp 66,2 triliun pada 30 September 2013. Sementara itu, per 30 September 2013 BTPN mencatat rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 23%, lebih tinggi dari posisi CAR September 2012 sebesar 21,6%.
“Dengan CAR sebesar 23%, ke depan kami yakin memiliki ruang yang cukup untuk bertumbuh, sekaligus mendukung inisiatif keuangan inklusif dengan melakukan inovasi-inovasi berkelanjutan agar dapat menjangkau masyarakat di pelosok yang selama ini belum tersentuh layana," terang dia. (Yas/Ndw)
Direktur Utama BTPN Jerry Ng mengatakan pertumbuhan kinerja ini tidak terlepas dari meningkatnya kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) melalui strategi BTPN yang memadukan misi bisnis dan misi sosial.
“BTPN meyakini, nasabah mass market tidak hanya membutuhkan akses finansial tetapi juga pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas usaha mereka,” kata Jerry Ng dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/10/2013).
Hingga akhir September 2013, penyaluran kredit tumbuh 22% (year-on-year/yoy) menjadi Rp 45,3 triliun pada 30 September 2013. Kenaikan pada sisi intermediasi ini tetap diimbangi dengan penerapan asas kehati-hatian yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) net sebesar 0,37% pada akhir September 2013, lebih rendah dari NPL net akhir September 2012 yang tercatat 0,39%.
Fokus BTPN dalam melayani segmen mass market kian mendapatkan perhatian dan kepercayaan dari masyarakat, yang tercermin dari naiknya dana pihak ketiga (DPK). Melalui BTPN Sinaya, nilai simpanan masyarakat tumbuh 15% (yoy) menjadi Rp 49,03 triliun per 30 September 2013.
Seiring dengan pertumbuhan kredit dan DPK, aset BTPN meningkat 17% (yoy) menjadi Rp 66,2 triliun pada 30 September 2013. Sementara itu, per 30 September 2013 BTPN mencatat rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 23%, lebih tinggi dari posisi CAR September 2012 sebesar 21,6%.
“Dengan CAR sebesar 23%, ke depan kami yakin memiliki ruang yang cukup untuk bertumbuh, sekaligus mendukung inisiatif keuangan inklusif dengan melakukan inovasi-inovasi berkelanjutan agar dapat menjangkau masyarakat di pelosok yang selama ini belum tersentuh layana," terang dia. (Yas/Ndw)