Komisi Eropa memutuskan untuk menghentikan penyelidikan praktik anti subsidi atas impor biodiesel dari Argentina dan Indonesia.
Namun para pejabat dari Komisi Eropa tersebut akan melakukan investigasi lanjutan terkait dugaan praktik anti-dumping atas dua produsen biodiesel besar tersebut.
Seperti melansir Global Post, Jumat (18/10/2013), European Biodiesel Board yang mewakili industri bahan bakar ramah lingkungan telah menarik pengaduan terkait dugaan pemberian subsidi yang tidak sesuai untuk ekspor biodiesel Indonesia dan Argentina.
"Artinya investigasi akan dihentikan secara normal, kecuali terdapat temuan lebih lanjut," ujar juru bicara Uni Eropa John Clancy.
Meski begitu, investigasi anti dumping paralel yang sudah dilakukan sejak Agustus 2012 masih akan terus berlanjut.
Batas waktu penyidikan tersebut direncanakan hingga 28 November mendatang untuk menerapkan sejumlah langkah definitif jika memang terbukti ada.
"Hingga saat ini, belum ada keputusan tentang pemberlakuan tindakan definitif," tambah Clancy.
Pada Rabu lalu, pemerintah Argentina mengatakan siap untuk membawa masalah tersebut ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) jika Brussels memberlakukan bea masuk anti -dumping untuk negaranya.
Hal ini mengingat sebanyak 90% total ekspor Argentina dilakukan ke Uni Eropa. Sementara negara-negara di kawasan Eropa merupakan pasar yang penting bagi Indonesia.
Meski begitu, Argentina merupakan produsen biodiesel terbesar dunia dengan produksi 2,5 juta ton biodiesel senilai US$ 1,8 miliar pada 2012. Dari seluruh total produksi tersebut, sekitar 1,6 juta ton biodiesel dijadikan sebagai komoditas ekspor.
Menurut sejumlah perusahaan biodiesel Argentina, Komisi tersebut berencana untuk memberlakukan bea masuk tetap sebear 22%-25% mulai 2014 mendatang.
Sektor biodiesel Argentina mulai mengalami kendala saat Spanyol membuat kebijakan untuk membatasi impor pada 2012 lalu.
Keputusan tersebut diambil setelah pemerintah Argentina menasionalisasi saham perusahaan minyak YPF milik perusahaan minyak raksasa Spanyol Repsol.
Sekadar informasi, biodiesel merupakan solar biasa yang dicampur dengan alkohol hasil pengolahan tanaman, biasanya jagung. Produk olahan tersebut kemudian dijual sebagai bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. (Sis/Nur)
Namun para pejabat dari Komisi Eropa tersebut akan melakukan investigasi lanjutan terkait dugaan praktik anti-dumping atas dua produsen biodiesel besar tersebut.
Seperti melansir Global Post, Jumat (18/10/2013), European Biodiesel Board yang mewakili industri bahan bakar ramah lingkungan telah menarik pengaduan terkait dugaan pemberian subsidi yang tidak sesuai untuk ekspor biodiesel Indonesia dan Argentina.
"Artinya investigasi akan dihentikan secara normal, kecuali terdapat temuan lebih lanjut," ujar juru bicara Uni Eropa John Clancy.
Meski begitu, investigasi anti dumping paralel yang sudah dilakukan sejak Agustus 2012 masih akan terus berlanjut.
Batas waktu penyidikan tersebut direncanakan hingga 28 November mendatang untuk menerapkan sejumlah langkah definitif jika memang terbukti ada.
"Hingga saat ini, belum ada keputusan tentang pemberlakuan tindakan definitif," tambah Clancy.
Pada Rabu lalu, pemerintah Argentina mengatakan siap untuk membawa masalah tersebut ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) jika Brussels memberlakukan bea masuk anti -dumping untuk negaranya.
Hal ini mengingat sebanyak 90% total ekspor Argentina dilakukan ke Uni Eropa. Sementara negara-negara di kawasan Eropa merupakan pasar yang penting bagi Indonesia.
Meski begitu, Argentina merupakan produsen biodiesel terbesar dunia dengan produksi 2,5 juta ton biodiesel senilai US$ 1,8 miliar pada 2012. Dari seluruh total produksi tersebut, sekitar 1,6 juta ton biodiesel dijadikan sebagai komoditas ekspor.
Menurut sejumlah perusahaan biodiesel Argentina, Komisi tersebut berencana untuk memberlakukan bea masuk tetap sebear 22%-25% mulai 2014 mendatang.
Sektor biodiesel Argentina mulai mengalami kendala saat Spanyol membuat kebijakan untuk membatasi impor pada 2012 lalu.
Keputusan tersebut diambil setelah pemerintah Argentina menasionalisasi saham perusahaan minyak YPF milik perusahaan minyak raksasa Spanyol Repsol.
Sekadar informasi, biodiesel merupakan solar biasa yang dicampur dengan alkohol hasil pengolahan tanaman, biasanya jagung. Produk olahan tersebut kemudian dijual sebagai bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. (Sis/Nur)