PT Trans Retail Indonesia (Carrefour) mengungkapkan mayoritas produk yang dijual di perusahaan milik konglomerat Chairul Tanjung ini merupakan produk berbasis Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
"Dari 40 ribu produk yang ada di Carrefour, sekitar 70% merupakan produk UKM dan 5% adalah produk impor. Sedangkan sisanya produk berasal dari pabrikan besar," ungkap Head of Public Affairs Trans Retail Indonesia, Satria Hamid saat ditemui di acara Media Gathering Carrefour di Lebak Bulus, Jumat (18/10/2013).
Dia menambahkan, Carrefour mematok peningkatan produk dari UKM mencapai 10%-20% pada tahun depan. "Harapannya UKM ini bisa naik kelas dari mikro menjadi usaha kecil dan seterusnya," ujar dia.
Beberapa produk tersebut, menurut Satria, merupakan milik dari 113 UKM yang sudah dilatih Carrefour dengan menggandeng tujuh universitas di Indonesia. Sedangkan total UKM yang telah mengikuti program pelatihan hingga saat ini ada sebanyak 577 UKM.
"Kami juga menggandeng Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM, serta Kementeriaan Kelautan dan Perikanan untuk mencarikan UKM unggulan yang akan dibina, dilatih dan diberikan wadah untuk pemasaran," lanjutnya.
Hanya saja, kata dia, UKM jangan lekas terlena apabila sudah berhasil masuk ke retail modern.
"Mentang-mentang sudah masuk Carrefour, UKM jangan juga lekas puas, tidur nyenyak tanpa berinovasi lebih lanjut. Jadi harus rajin melihat dan mengawasi produknya di Carrefour, jangan mengandalkan kami," pungkas Satria. (Fik/Ndw)
"Dari 40 ribu produk yang ada di Carrefour, sekitar 70% merupakan produk UKM dan 5% adalah produk impor. Sedangkan sisanya produk berasal dari pabrikan besar," ungkap Head of Public Affairs Trans Retail Indonesia, Satria Hamid saat ditemui di acara Media Gathering Carrefour di Lebak Bulus, Jumat (18/10/2013).
Dia menambahkan, Carrefour mematok peningkatan produk dari UKM mencapai 10%-20% pada tahun depan. "Harapannya UKM ini bisa naik kelas dari mikro menjadi usaha kecil dan seterusnya," ujar dia.
Beberapa produk tersebut, menurut Satria, merupakan milik dari 113 UKM yang sudah dilatih Carrefour dengan menggandeng tujuh universitas di Indonesia. Sedangkan total UKM yang telah mengikuti program pelatihan hingga saat ini ada sebanyak 577 UKM.
"Kami juga menggandeng Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM, serta Kementeriaan Kelautan dan Perikanan untuk mencarikan UKM unggulan yang akan dibina, dilatih dan diberikan wadah untuk pemasaran," lanjutnya.
Hanya saja, kata dia, UKM jangan lekas terlena apabila sudah berhasil masuk ke retail modern.
"Mentang-mentang sudah masuk Carrefour, UKM jangan juga lekas puas, tidur nyenyak tanpa berinovasi lebih lanjut. Jadi harus rajin melihat dan mengawasi produknya di Carrefour, jangan mengandalkan kami," pungkas Satria. (Fik/Ndw)