Sukses

RI Kurang Peduli, Industri Perikanan Banyak Dicaplok Asing

Prospek sektor kelautan dan perikanan di wilayah Indonesia Timur sangat besar, terutama budidaya udang.

Prospek industri kelautan dan perikanan di wilayah Indonesia Timur sangat besar, terutama budidaya udang. Sayangnya daerah tersebut masih terisolir dari sarana dan prasarana memadai untuk mendukung investasi maupun perekonomian di wilayah tersebut.  

Wakil Ketua Umum Kelautan dan Perikanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Yugi Prayanto mengaku, wilayah Indonesia Timur sangat terbelakang dan jauh dari kota-kota di daerah lain seperti persoalan infrastruktur, ketersediaan listrik maupun harga bahan bakar.

"Contohnya saja pengusaha di Pulau Seram, Ambon yang membangun jalan dan pelabuhan sendiri. Padahal budidaya udang Indonesia di daerah sana nomor satu diambil oleh Jepang karena udang kita lebih fresh dibanding India dan China," jelas dia saat ditemui di Kantor Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (21/10/2013).

Pemerintah, kata dia, seharusnya mendukung dan menjawab permasalahan yang timbul termasuk dalam hal penggunaan solar sebagai bahan baku yang harganya dua kali lipat lebih tinggi dibanding Jakarta.

"Dukung dong bangunkan power plant atau memberikan subsidi lebih. Jadi perlu kebijakan infrastruktur guna mendukung sistem logistik nasional. Kalau bagus, prospek di sana juga akan berkembang, makanya biayanya lebih murah langsung dibawa oleh pihak Jepang ketimbang di bawa ke Surabaya atau Tanjung Priok," papar dia.

Yugi menyebut, investasi pengusaha atau anggota KADIN di sektor perikanan mencapai kisaran nilai Rp 1 triliun-Rp 5 triliun. Sedangkan nilai investasi di industri prossesing dan pengolahan masing-masing sebesar Rp 1 triliun dan Rp 1,5 triliun. Seluruhnya berada di Indonesia Timur.  

Infrastruktur, tambah Asisten Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Pangan dan Sumber Daya Hayati Kementerian Bidang Perekonomian, Wiwiek Dwi Saksiwi, Indonesia Timur menjadi salah satu daerah sumber pangan, kelautan dan energi nasional walaupun selama ini masih menumpuk di Pulau Jawa.

"Tapi uang pemerintah sedikit, kami hanya mampu membiayai 20% makanya perlu kerja sama dengan pihak swasta dalam membangun infrastruktur seperti jalan, listrik dan sebagainya," tandasnya.   

Sekadar informasi, data Kementerian Perekonomian menunjukkan, penanaman modal asing sepanjang kuartal I 2012 mencapai 8 proyek dengan nilai investasi US$ 5,6 juta. Angka ini di bawah investasi di tanaman pangan dan perkebunan sebanyak 95 proyek dan nilai US$ 516,2 juta.

Sedangkan kontribusi sektor perikanan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 3,10% pada tahun 2012 atau meningkat tipis dari 2011 yang sebesar 3,05%. Sumbangan ini berada di atas sektor tanaman perkebunan yang hanya tercatat 1,94% di tahun lalu.(Fik/Nur)