Sukses

RI Masih Butuh Jepang, Akuisisi Inalum Harus Berakhir Baik

Pemerintah Indonesia mengharapkan pengambilalihan Inalum dapat berjalan baik.

Perdebatan nilai akuisisi PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) selama ini rencananya bakal diputuskan malam ini (21/10/2013). Pemerintah Indonesia berharap proses pengakhiran master agreement pengambilalihan Inalum dengan Jepang dapat berakhir dengan baik. 

"Kami akan selesaikan secara baik-baik dengan Jepang (Nippon Asahan Aluminium/NAA). Karena bagaimanapun, kita masih memerlukan Jepang dari sisi pasarnya, pemasaran dan keahliannya," jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, hari ini. 

Lebih jauh dia mengatakan, perbedaan harga Inalum dari pihak Jepang sebesar US$ 626 juta dan auditor internal Indonesia, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)sebesar US$ 424 juta membawa titik terang. Permasalahan saat ini terjadi karena ada revaluasi aset yang membuat terjadi selisih harga cukup besar.

"Revaluasi aset harus betul-betul dijelaskan karena pada kenyataannya memang terjadi. Hasil revaluasi ini tidak dapat dialihkan (dijual ke Jepang), tapi ini kan bukan mengalihkan tapi kontrak (master agreement) yang berakhir. Nah itu yang sedang dibahas lawyer," ujar Hatta.

Sementara itu, Kepala BPKP Mardiasmo menuturkan, pihaknya akan mendiskusikan persoalan nilai buku ini dengan seluruh pihak terkait. "Ini kan mau pengakhiran, kami perlu menganalisa lagi. Tapi angka BPKP bisa berubah kalau ada tambahan baru. Jadi kita lihat saja hasilnya dan nanti akan kami laporkan," tutur Mardiasmo. (Fik/Ahm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini