Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan, pengambilalihan kembali 100% saham PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) ke tangan Indonesia, merupakan sejarah terpenting bagi Indonesia. Maklum, selama 30 tahun Inalum berada di tangan Jepang.
"Pengambilalihan ini sejarah penting yang sudah kita putuskan. Pada 1 November 2013, perusahaan besar Inalum menjadi sepenuhnya untuk Indonesia," ujar Dahlan seperti ditulis Rabu (23/10/2013).
Dahlan menjelaskan, setelah PT Inalum kembali kepangkuan pemerintah Indonesia, maka pasokan bahan baku alumunium di dalam negeri terjamin dengan baik. Sebab pasokan produksi Inalum yang selama ini dikirim ke Jepang sebesar 70%, akan dialihkan ke dalam negeri.
"Kami sudah menyetujui bahan baku kontraknya akan diperpanjang selama dua tahun kedepan. Pasokan produksi Inalum yang sebagian besar dikirim ke Jepang, tidak akan lagi dikirim ke Jepang namun pasokan produksi sebesar 70% akan dialihkan ke Indonesia, bahkan bisa mencapai 100%," tegasnya.
Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat turut andil bicara, pengambilalihan kembali 100% saham PT Inalum merupakan keinginan yang mendalam dan bisa memenuhi aspirasi lapisan masyarakat. Sehingga membuat kembali industri Indonesia akan melaju dengan pesat.
"Itulah cita-cita kita, setelah lamanya ditangan Jepang, pada tanggal 1 November 2013 Inalum akan kembali lagi 100% ke tangan Indonesia. Semua ini keinginan yang mendalam dan memenuhi aspirasi semua golongan," jelas Hidayat.
Selama ini negara Jepang memiliki saham di PT Inalum sebesar 58,87%, sedangkan Indonesia memiliki saham sebesar 41,13%. (Dis/Nur)
"Pengambilalihan ini sejarah penting yang sudah kita putuskan. Pada 1 November 2013, perusahaan besar Inalum menjadi sepenuhnya untuk Indonesia," ujar Dahlan seperti ditulis Rabu (23/10/2013).
Dahlan menjelaskan, setelah PT Inalum kembali kepangkuan pemerintah Indonesia, maka pasokan bahan baku alumunium di dalam negeri terjamin dengan baik. Sebab pasokan produksi Inalum yang selama ini dikirim ke Jepang sebesar 70%, akan dialihkan ke dalam negeri.
"Kami sudah menyetujui bahan baku kontraknya akan diperpanjang selama dua tahun kedepan. Pasokan produksi Inalum yang sebagian besar dikirim ke Jepang, tidak akan lagi dikirim ke Jepang namun pasokan produksi sebesar 70% akan dialihkan ke Indonesia, bahkan bisa mencapai 100%," tegasnya.
Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat turut andil bicara, pengambilalihan kembali 100% saham PT Inalum merupakan keinginan yang mendalam dan bisa memenuhi aspirasi lapisan masyarakat. Sehingga membuat kembali industri Indonesia akan melaju dengan pesat.
"Itulah cita-cita kita, setelah lamanya ditangan Jepang, pada tanggal 1 November 2013 Inalum akan kembali lagi 100% ke tangan Indonesia. Semua ini keinginan yang mendalam dan memenuhi aspirasi semua golongan," jelas Hidayat.
Selama ini negara Jepang memiliki saham di PT Inalum sebesar 58,87%, sedangkan Indonesia memiliki saham sebesar 41,13%. (Dis/Nur)