Keragaman tempat kerja menciptakan tren yang berbeda-beda di setiap perusahaan dari berbagai negara. Sementara dari sudut pandang para profesional, memahami tren-tren yang muncul tersebut merupakan hal yang penting.
Seperti dilansir dari Forbes, Kamis (24/10/2013), para pelamar kerja juga bisa memperoleh informasi yang cukup untuk membekalinya saat berburu pekerjaan. Sementara para pemilik perusahaan akan memiliki informasi yang cukup untuk mengambil keputusan bisnis.
Salah satu contoh tren yang tengah marak terjadi di perusahaan adalah mempercayakan karyawan untuk bekerja dari rumah. Hal ini dianggap dapat membuat perusahaan menjadi lebih hemat dan karyawan bekerja dengan lebih produktif.
Lengkapnya, berikut 10 tren yang paling sering terjadi di tempat kerja sepanjang tahun ini:
1. Jumlah tenaga kerja baru akan meningkat
Meskipun data ekonomi global menunjukkan perlambatan tapi tren tenaga kerja menunjukkan angka yang positif. Tahun depan, terdapat sekitar 30% peningkatan tenaga kerja di Amerika Serikat (AS) akan terjadi. Angka tersebut diprediksi akan terus meingkat dalam lima hingga 10 tahun mendatang. Mengingat jumlah karyawan baru bertambah disertai dengan angka pensiun yang tinggi, perusahaan dan kebijakan akan berubah dengan cepat.
2. Bekerja dari rumah menjadi hal biasa
Beberapa perusahaan mempercayakan para karyawannya untuk bekerja dari rumah. Sepanjang tahun ini banyak perusahaan yang menyadari penghematan biaya kantor akibat sejumlah karyawan bekerja dari rumah. Tak hanya itu, produktivitas karyawan meningkat dan membuat waktunya lebiih fleksibel. Meski beberapa tahun lalu, program mempekerjakan para pegawai dari rumah dianggap kurang efektif. Namun ke depannya, kebiasaan ini bisa jadi distandardisasi. Terbukti, 47% karyawan yang bekerja dari rumah menghemat biaya properti sebesar 15%-25%.
3. Pendekatan pada karyawan akan lebih ditekankan
Saat ini para pemimpin perusahaan masih menghadapi sejumlah masalah terkait dengan penyerapan tenaga kerja. Untuk mengatasinya, pendekatan terhadap karyawan akan lebih sering dilakukan.
4. Angka pensiun semakin tinggi
Demografi perubahan di tempat kerja juga dipengaruhi banyaknya karyawan yang pensiun. Para tenaga kerja lama akan sering tidak masuk lalu memutuskan untuk pensiun. Semuanya hanya tinggal masalah waktu. Pertanyaannya adalah generasi seperti apa yang akan menggantikannya.
5. Pembentukan tim kerja
Banyak perusahaan yang mulai memahami pentingnya pengadaan kerja sama tim di kantor. Tahun depan akan lebih banyak perusahaan yang membentuk tim kerja di kantor. Selain Microsoft, Google, DreamWorks dan Facebook, saat ini LinkedIn juga mulai membuat program serupa yang diberi nama `[in] cubator`. Para pegawai dengan gagasan serupa bisa membentuk tim dan mengajukan proyeknya pada staf eksekutif.
6. Peningkatan pekerja paruh waktu
Saat ini jumlah pekerja paruh waktu menunjukkan peningkatan. Tahun depan diprediksi jumlah tenaga kerja paruh waktu akan bertambah hingga jutaan orang. Jumlahnya diprediksi dapat mengalahkan angka karyawan tetap. Meski demikian, kondisinya akan bergantung pada kebijakan ekonomi negara dan perusahaan. Sementara itu, satu per tiga dari seluruh karyawan di AS merupakan pegawai paruh waktu.
7. Rendahnya kemampuan para pelamar kerja
Tahun ini, untuk AS, terdapat seitar 12 juta orang masih menyandang gelar pengangguran. Sementara laporan dari Badan Statistik Tenaga Kerja terdapat sekitar 3,6 juta lowongan pekerjaan di waktu yang sama.
Sebenarnya, sejumlah manufaktur menyediakan 600 ribu lowongan dan sebanyak 34% dari seluruh perusahaan mengaku kesulitan mengisi posisi kosong di tempatnya. Kekosongan pekerjaan di tengah angka pengangguran yang tinggi merupakan akibat dari rendahnya kemampuan para pelamar kerja.
8. `Orang dalam` perusahaan lebih diprioritaskan
Perusahaan saat ini cenderung memilih karyawan lama untuk mengisi satu posisi kosong di perusahaan. Kondisi itu membuat para pencari kerja baru kesulitan untuk memperoleh pekerjaan.
Sejumlah perusahaan memilih untuk memberikan peluang kerja pada karyawannya dibandingkan pada para pelamar baru. Artinya, para pelamar kerja akan semakin kesulitan mencari pekerjaan mengingat perusahaan lebih memilih karyawan yang sudah ada.
9. Perusahaan mulai enggan pasang iklan
Beberapa perusahaan akan lebih memberdayakan bakat karyawannya untuk mencari konsumen dan memasarkan produk. Kemampuan karyawan untuk mempengaruhi konsumen lebih berguna dibandingkan membuang-buang uang untuk membuat iklan. Perusahaan akan lebih terkenal dari mulut ke mulut dibandingkan menggunakan majalah dan surat kabar sebagai saran memasarkan bisnisnya.
10. Wanita mulai merebut pekerjaan pria
Satu miliar wanita diprediksi akan masuk ke dunia kerja dalam sepuluh tahun mendatang. Penelitian menunjukkan jumlah wanita berpendidikan akan lebih banyak dibandingkan pria. Situasi seperti itu menunjukkan para wanita bisa merebut sejumlah pekerjaan wanita. Tahun depan, peran wanita di tempat kerja akan lebih besar. (Sis/Ahm)
Seperti dilansir dari Forbes, Kamis (24/10/2013), para pelamar kerja juga bisa memperoleh informasi yang cukup untuk membekalinya saat berburu pekerjaan. Sementara para pemilik perusahaan akan memiliki informasi yang cukup untuk mengambil keputusan bisnis.
Salah satu contoh tren yang tengah marak terjadi di perusahaan adalah mempercayakan karyawan untuk bekerja dari rumah. Hal ini dianggap dapat membuat perusahaan menjadi lebih hemat dan karyawan bekerja dengan lebih produktif.
Lengkapnya, berikut 10 tren yang paling sering terjadi di tempat kerja sepanjang tahun ini:
1. Jumlah tenaga kerja baru akan meningkat
Meskipun data ekonomi global menunjukkan perlambatan tapi tren tenaga kerja menunjukkan angka yang positif. Tahun depan, terdapat sekitar 30% peningkatan tenaga kerja di Amerika Serikat (AS) akan terjadi. Angka tersebut diprediksi akan terus meingkat dalam lima hingga 10 tahun mendatang. Mengingat jumlah karyawan baru bertambah disertai dengan angka pensiun yang tinggi, perusahaan dan kebijakan akan berubah dengan cepat.
2. Bekerja dari rumah menjadi hal biasa
Beberapa perusahaan mempercayakan para karyawannya untuk bekerja dari rumah. Sepanjang tahun ini banyak perusahaan yang menyadari penghematan biaya kantor akibat sejumlah karyawan bekerja dari rumah. Tak hanya itu, produktivitas karyawan meningkat dan membuat waktunya lebiih fleksibel. Meski beberapa tahun lalu, program mempekerjakan para pegawai dari rumah dianggap kurang efektif. Namun ke depannya, kebiasaan ini bisa jadi distandardisasi. Terbukti, 47% karyawan yang bekerja dari rumah menghemat biaya properti sebesar 15%-25%.
3. Pendekatan pada karyawan akan lebih ditekankan
Saat ini para pemimpin perusahaan masih menghadapi sejumlah masalah terkait dengan penyerapan tenaga kerja. Untuk mengatasinya, pendekatan terhadap karyawan akan lebih sering dilakukan.
4. Angka pensiun semakin tinggi
Demografi perubahan di tempat kerja juga dipengaruhi banyaknya karyawan yang pensiun. Para tenaga kerja lama akan sering tidak masuk lalu memutuskan untuk pensiun. Semuanya hanya tinggal masalah waktu. Pertanyaannya adalah generasi seperti apa yang akan menggantikannya.
5. Pembentukan tim kerja
Banyak perusahaan yang mulai memahami pentingnya pengadaan kerja sama tim di kantor. Tahun depan akan lebih banyak perusahaan yang membentuk tim kerja di kantor. Selain Microsoft, Google, DreamWorks dan Facebook, saat ini LinkedIn juga mulai membuat program serupa yang diberi nama `[in] cubator`. Para pegawai dengan gagasan serupa bisa membentuk tim dan mengajukan proyeknya pada staf eksekutif.
6. Peningkatan pekerja paruh waktu
Saat ini jumlah pekerja paruh waktu menunjukkan peningkatan. Tahun depan diprediksi jumlah tenaga kerja paruh waktu akan bertambah hingga jutaan orang. Jumlahnya diprediksi dapat mengalahkan angka karyawan tetap. Meski demikian, kondisinya akan bergantung pada kebijakan ekonomi negara dan perusahaan. Sementara itu, satu per tiga dari seluruh karyawan di AS merupakan pegawai paruh waktu.
7. Rendahnya kemampuan para pelamar kerja
Tahun ini, untuk AS, terdapat seitar 12 juta orang masih menyandang gelar pengangguran. Sementara laporan dari Badan Statistik Tenaga Kerja terdapat sekitar 3,6 juta lowongan pekerjaan di waktu yang sama.
Sebenarnya, sejumlah manufaktur menyediakan 600 ribu lowongan dan sebanyak 34% dari seluruh perusahaan mengaku kesulitan mengisi posisi kosong di tempatnya. Kekosongan pekerjaan di tengah angka pengangguran yang tinggi merupakan akibat dari rendahnya kemampuan para pelamar kerja.
8. `Orang dalam` perusahaan lebih diprioritaskan
Perusahaan saat ini cenderung memilih karyawan lama untuk mengisi satu posisi kosong di perusahaan. Kondisi itu membuat para pencari kerja baru kesulitan untuk memperoleh pekerjaan.
Sejumlah perusahaan memilih untuk memberikan peluang kerja pada karyawannya dibandingkan pada para pelamar baru. Artinya, para pelamar kerja akan semakin kesulitan mencari pekerjaan mengingat perusahaan lebih memilih karyawan yang sudah ada.
9. Perusahaan mulai enggan pasang iklan
Beberapa perusahaan akan lebih memberdayakan bakat karyawannya untuk mencari konsumen dan memasarkan produk. Kemampuan karyawan untuk mempengaruhi konsumen lebih berguna dibandingkan membuang-buang uang untuk membuat iklan. Perusahaan akan lebih terkenal dari mulut ke mulut dibandingkan menggunakan majalah dan surat kabar sebagai saran memasarkan bisnisnya.
10. Wanita mulai merebut pekerjaan pria
Satu miliar wanita diprediksi akan masuk ke dunia kerja dalam sepuluh tahun mendatang. Penelitian menunjukkan jumlah wanita berpendidikan akan lebih banyak dibandingkan pria. Situasi seperti itu menunjukkan para wanita bisa merebut sejumlah pekerjaan wanita. Tahun depan, peran wanita di tempat kerja akan lebih besar. (Sis/Ahm)