Sukses

Gubernur BI: "Banknya Apa? Ini Penting untuk Hindari Fitnah"

BI mengaku masih mencari bukti-bukti guna melakukan pemanggilan terkait dugaan suap pejabat bank BUMN oleh penyedia ATM, Diebold.

Skandal suap yang menyeret pejabat di tiga bank pemerintah oleh perusahaan penyedia mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Amerika Serikat, Diebold Inc, melalui anak usahanya Diebold Indonesia langsung mendapat reaksi dari Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo.

Dia mengatakan, tender pengadaan ATM hendaknya mengikutsertakan nama-nama perbankan tersebut sehingga segala bentuk transaksi dapat terekam dan Bank Sentral mampu mengawasi kegiatan bisnis tersebut.

"Kalau seandainya ada pengadaan ATM, ada kasus suap, dikasih tahu dulu banknya itu apa. Lalu transaksinya seperti apa. Nanti pasti bisa ketahuan dan dari Bank Sentral juga bisa melakukan pengawasan dan pemeriksaan," ujarnya Agus saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (23/10/2013).

Bank sentral mengaku masih mencari bukti supaya bisa melakukan pemanggilan terkait suap pejabat tiga bank pelat merah itu. "Bank yang dipanggil yang mana? Karena bank BUMN ada empat. Jadi, kalau sudah ada bukti yang disampaikan, kami akan beri tahu," tambahnya.

Agus mengakui tidak tahu-menahu aksi pembelian (ATM dan produk Diebold) oleh bank-bank milik pemerintah. "Kalau seandainya ada procurement, pembelian tentu tidak boleh ada bentuk-bentuk yang berkaitan dengan supplier atau vendor. Dicek saja buktinya apa, supaya bisa diklarifikasi," ujarnya.

Disinggung kemungkinan kerja sama lebih jauh dengan pihak AS untuk mengungkap aksi suap ini, Agus mengatakan BI akan mempelajari dugaan suap tersebut mengingat fungsi pengawasan perbankan masih berada di bawah lembaganya.

"Kalau seandainya ada informasi yang terkait dengan itu (kasus suap), kami akan bantu untuk mempelajarinya, karena pengawasan bank masih di BI. Tapi informasinya apa? Banknya apa? Karena itu penting sekali untuk menghindari fitnah," pungkas dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Diebold tak hanya menyuap pejabat bank di Indonesia tapi juga China. Dalam dokumen Securities and Exchange Commission (SEC) menyebut Diebold menjual ATM dan produknya kepada bank BUMN di Indonesia.

"Dari tahun 2005 sampai 2010, melalui anak usahanya Diebold Indonesia, memberikan fasilitas perjalanan dan hiburan untuk pejabat dari bank BUMN senilai US$ 147 ribu kepada Bank X, Bank Y dan Bank Z,” ungkap keterangan SEC.(Fik/Shd)
Video Terkini