PT Bank Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) memprediksi tingkat pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) akan melambat menjadi 50% pada 2014. Pertumbuhan itu tidak setinggi pertumbuhan KPR pada tahun ini yang bisa mencapai 190%.
Direktur Konsumer BJBR, Arie Yulianto menuturkan, aturan Bank Indonesia (BI) yang baru terkait Loan To Value (LTV) dalam memenuhi rumah kedua menjadi salah satu penyebab pertumbuhan kredit KPR melambat pada 2014.
"Aturan LTV rumah kedua akan mempengaruhi ekspansi kami, sehingga kredit KPR akan melambat pada tahun depan. Selain penurunan KPR, inflasi dan tekanan ekonomi yang terjadi pada tahun depan merupakan faktor pelemahan ekspansi yang kami lakukan," ujar Arie seperti ditulis, Kamis (24/10/2013).
Menurut Arie, hampir setengah KPR BJBR merupakan rumah kedua, yang mayoritas sebesar 60% masih diserap di daerah Jawa Barat.
"Kalau rumah kedua bisa dibilang besar jumlahnya, bisa mencapai setengah yang berada di level medium price sebesar Rp 300 juta hingga Rp 500 juta, sedangkan sisanya masih banyak di luar Jawa Barat," tutur Arie.
Arie menjelaskan, bunga KPR juga sudah berada di level 7,14%-14,2%. Perseroan pun akan mengantisipasi jika BI menaikkan suku bunga acuan (BI rate). Hal itu karena suku bunga acuan kredit (SBDK) untuk lending rate sudah mencapai di level 9%.
Hingga kuartal III-2013, pertumbuhan KPR BJB mencapai Rp 3,50 triliun atau setara mengalami kenaikan 188,7%, jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
"Kami prediksi kredit KPR kami akan mencapai Rp 4 triliun, sedangkan tahun sebelumnya kredit KPR perseroan hanya mampu menembus sebesar Rp 1,6 triliun," ujar Arie. (Dis/Ahm)
Direktur Konsumer BJBR, Arie Yulianto menuturkan, aturan Bank Indonesia (BI) yang baru terkait Loan To Value (LTV) dalam memenuhi rumah kedua menjadi salah satu penyebab pertumbuhan kredit KPR melambat pada 2014.
"Aturan LTV rumah kedua akan mempengaruhi ekspansi kami, sehingga kredit KPR akan melambat pada tahun depan. Selain penurunan KPR, inflasi dan tekanan ekonomi yang terjadi pada tahun depan merupakan faktor pelemahan ekspansi yang kami lakukan," ujar Arie seperti ditulis, Kamis (24/10/2013).
Menurut Arie, hampir setengah KPR BJBR merupakan rumah kedua, yang mayoritas sebesar 60% masih diserap di daerah Jawa Barat.
"Kalau rumah kedua bisa dibilang besar jumlahnya, bisa mencapai setengah yang berada di level medium price sebesar Rp 300 juta hingga Rp 500 juta, sedangkan sisanya masih banyak di luar Jawa Barat," tutur Arie.
Arie menjelaskan, bunga KPR juga sudah berada di level 7,14%-14,2%. Perseroan pun akan mengantisipasi jika BI menaikkan suku bunga acuan (BI rate). Hal itu karena suku bunga acuan kredit (SBDK) untuk lending rate sudah mencapai di level 9%.
Hingga kuartal III-2013, pertumbuhan KPR BJB mencapai Rp 3,50 triliun atau setara mengalami kenaikan 188,7%, jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
"Kami prediksi kredit KPR kami akan mencapai Rp 4 triliun, sedangkan tahun sebelumnya kredit KPR perseroan hanya mampu menembus sebesar Rp 1,6 triliun," ujar Arie. (Dis/Ahm)