Sukses

Kasus Diebold Kalah Jauh dari Aksi Suap di Bisnis Migas

"Kalau mau mengungkap kasus seperti itu ke Migas saja, tidak hanya memberikan wisata, atau pemberian apalah, "

Kasus suap yang dilakukan penyedia mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Diebold Inc terhadap petinggi perbankan di Indonesia dan China dianggap hal kecil. Kasus suap dengan nilai jauh lebih besar justru lebih banyak terjadi di sektor bisnis Minyak dan Gas Bumi (Migas).

Ekonom Iman Sugema menilai penyuapan yang dilakukan Diebold Inc merupakan hal yang biasa terjadi di sejumlah perusahaan besar untuk memperlancar pengembangan bisnisnya.

"Itu umum dilakukan perusahaan multinasional, kalau mau bisnisnya lancar ya sering seperti itu," ungkapnya saat ditemui usai Ngopi Bareng Akuntan di Plaza Sarinah, Jakarta, Kamis (24/10/2013).

Iman menilai kasus suap yang melibatkan dana hingga US$ 1,75 juta tergolong kecil jika dibandingkan kasus-kasus serupa yang terjadi di bisnis Migas.

"Kalau mau mengungkap kasus seperti itu ke Migas saja, tidak hanya memberikan wisata, atau pemberian apalah, lebih besar malah di dunia Migas itu," jelasnya.

Munculnya aksi penyuapan oleh perusahaan asing di Indonesia, ujar Iman, merupakan akibat dari lemahnya regulasi yang memudahkan akses keuangan dan bisnis menjadi sangat mudah mengalir ke Indonesia.

Dengan kemunculan kasus tersebut, Iman mendesak pemerintah dan Bank Indonesia untuk segera membuktikan dugaan tersebut sebelum menimbulkan gejolak di dunia perbankan nasional. Bahkan Iman menginginkan untuk segera menyerahkan kasus tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Jangan hanya panggil, seret ke KPK, ya pemerintah dan Bank Indonesia investigasi kemudian ke KPK. Itu kan gratifikasi, gratifikasi itu kan mendapat uang secara gratis," tutupnya. (Yas/Shd)
Video Terkini